READ.ID – Shin Tae-yong resmi dipecat PSSI sebagai pelatih Tim Nasional (Timnas) Indonesia pada Senin (6/1/2025). Keputusan PSSI memecat Shin Tae-yong kemudian ramai diperbincangkan dan menuai polemik di masyarakat pencinta sepak bola Tanah Air.
Sebagian menganggap keputusan PSSI sudah tepat, sedangkan yang lain menganggap keputusan tersebut terlalu terburu-buru. Meski demikian, PSSI disebut mulai mempersiapkan proses pemecatan Shin Tae-yong dan mencari pelatih yang baru sejak setelah Indonesia menjamu Jepang dan Arab Saudi.
PSSI kemudian menetapkan Januari 2025 sebagai waktu yang tepat untuk mengumumkan pemecatan STY.
Apa pemicu konflik Shin Tae-yong dan PSSI?
Keputusan PSSI memecat Shin Tae-yong tidak dilakukan secara mendadak dan telah dipikirkan sejak Oktober 2024, ketika Indonesia bertandang ke China dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Saat itu, terjadi dinamika di internal Timnas Indonesia, tetapi Ketua PSSI Erick Thohir enggan membeberkannya. Ditambah Skuad Garuda menelan kekalahan 2-1 dari China. Bahkan, internal Timnas dikabarkan memanas sejak Indonesia ditahan imbang Bahrain 2-2 karena Shin Tae-yong menolak saat sejumlah pemain mengajaknya untuk berdiskusi.
Pemain yang mempertanyakan taktiknya saat melawan Bahrain kemudian menerima konsekuensi di mana Thom Haye dicadangkan dan melepas ban kapten, Jay Idzes. Hasil kurang memuaskan kemudian diterima Timnas Indonesia setelah takluk 1-2 dari China, padahal Pasukan Garuda menguasai jalannya laga.
Selain masalah internal dan dugaan hubungan yang kurang harmonis dengan pemain, Shin Tae-yong disebut mengalami kendala komunikasi. Shin Tae-yong belum fasih berbahasa Indonesia, padahal PSSI sudah mengajukan klausul kontrak yang mengharuskan pelatih asal Korea Selatan itu belajar bahasa Indonesia.
Dalam konferensi pers, Erick Thohir menyampaikan bahwa keputusan pemecatan Shin tae-yong dilakukan dengan berbagai pertimbangan dan evaluasi. Evaluasi yang dimaksud menyoroti strategi permainan dan komunikasi antara pelatih dan pemain. Timnas memerlukan pimpinan yang bisa lebih menerapkan strategi yang disepakati para pemain.