READ.ID – Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengatakan, salah satu penyebab banjir dan longsor terjadi karena lereng gunung dengan kemiringan di atas 15 persen ditanami jagung.
Hal itu disampaikannya saat menyalurkan bantuan benih jagung kepada masyarakat di Kecamatan Tolangohula, Kabupaten Gorontalo, Minggu (28/6) kemarin.
Ia meminta petani agar menggantinya dengan menanam tanaman keras untuk mengantisipasi bencana.
“Saya ingatkan tidak menanam jagung yang kemiringannya sudah di atas 15 persen. Longsor dan banjir yang terjadi di mana-mana karena lereng gunung sudah habis ditanami jagung. Di lereng gunung itu tolong diganti dengan pohon keras seperti cengkeh dan pala atau tanaman keras lainnya, bibitnya kami siapkan,” pinta Rusli.
Rusli menjelaskan, larangan tersebut merupakan upaya pelestarian alam yang menjadi salah satu program unggulan Pemprov Gorontalo yaitu lingkungan yang lebih lestari.
“Kembali saya ingatkan kepada penerima bantuan benih untuk tidak menanam jagung di lereng. Ini bertujuan untuk menghindari terjadinya bencana tanah longsor dan banjir akibat pembukaan lereng gunung untuk lahan pertanian,” tegas Gubernur.
Pemprov Gorontalo tahun ini mengalokasikan bantuan benih jagung untuk Kabupaten Gorontalo seluas 35.565 hektar. Khusus di Kecamatan Tolangohula, bantuan benih jagung untuk lahan seluas 2.268 hektar.
Selain bantuan benih jagung, pada kegiatan bakti sosial NKRI Peduli itu dibagikan secara simbolis bantuan bahan pokok bagi warga yang terpapar Covid-19. Bantuan bahan pangan pokok diberikan kepada 1.500 keluarga penerima manfaat yang tersebar di 15 desa se Kecamatan Tolangohula.
Pada kesempatan itu Gubernur juga membagikan masker yang disumbangkan oleh Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Gorontalo, Idah Syahidah Rusli Habibie.
Rusli kembali mengimbau masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan guna memutus mata rantai penularan Covid-19 dengan selalu menggunakan masker, menjaga jarak, serta rajin mencuci tangan dengan sabun. (RL/Read/Pemprov)