READ.ID – Plh. Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo Sukri Botutihe mengingatkan kepada tim teknis yang menangani sanitasi, untuk melibatkan stake holder lainnya guna memperoleh masukan-masukan yang lebih luas lagi. Ia menilai, masalah sanitasi sangat kompleks, ada kaitannya dengan hajat hidup orang banyak.
” Masalah sanitasi ini tidak seharusnya hanya dibahas atau diketahui oleh tim teknis. Ini seharusnya meluas dari semua stake holder, apakah dia pimpinan daerah, pejabat di dalamnya, masyarakat umum, tokok-tokoh masyarakat dan lainnya, “ ujar Syukri Botutihe saat membuka acara kick off meeting dan coaching clinic I program percepatan pembangunan sanitasi pemukiman Provinsi Gorontalo, di Hotel Maqna Kota Gorontalo, Rabu (7/8/2019).
Syukri beranggapan, jika dari tahun ke tahun yang membahas masalah sanitasi yang merupakan pelayanan dasar hanya dari unsur tim teknis saja, itu tidak akan bisa mencapai target.
“Kalau target teknis, ok. Infrastruktur yang akan kita laksanakan, ok. Tapi ada target non teknis lainnya yang harus kita bahas, apakah menyangkut kelembagaan sosial, dan lain lain,” ungkap Asisten Pemerintahan ini.
Ia juga menyebutkan koordinasi antara stake holder, dunia usaha, dan pemerintah terutama instansi terkait yang ada dalam lingkup masalah sanitasi ini belum maksimal, masih berjalan sendiri-sendiri. Termasuk regulasi yang masih belum maksimal mendukung, atau ada regulasi tapi saling tumpang tindih antara sektor-sektor terkait di dalammnya.
“Ini yang jadi PR besar, sehingga tidak hanya dilakukan tim teknis. Ini menjadi tanggung jawab semua pihak,” kata Syukri tegas.
Syukri juga berharap masyarakat ikut berpartisipasi, karena secara umum yang sering dihadapi adalah kesadaran masyarakat dalam mengelola sanitasi.
“Masyarakat harus dilibatkan, bukan menyerahkan sebagai urusan pemerintah saja atau dinas terkait,” pungkas Syukri.
Sementara itu Kabid Cipta Karya Dinas PUPR Yuliana Rivai menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan gambaran akses sanitasi saat ini, khususnya bagaimana strategi yang akan diambil dalam memenuhi target sanitasi menuju SDG’s.
“ Informasi terkait akses sanitasi banyak hanya di tingkat bawahan dan OPD pelaksana. Setiap tahunnya banyak perubahan baik dari sisi regulasi, sistem, SDM maupun mindset pemahaman atas pengelolaan serta tanggung jawab sanitasi,” urai Yuliana.
Kegiatan diikuti oleh 60 orang peserta yang terdiri dari pokja sanitasi provinsi, pokja sanitasi Kabupaten Gorontalo , pokja sanitasi Kota Gorontalo, fasilitator implementasi PPSP dan ROMS 14 Provinsi Gorontalo.