READ.ID – Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo Sofian Ibrahim memimpin rapat persiapan rangkaian kegiatan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) tingkat Provinsi Gorontalo.
Rapat tersebut digelar di Aula Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Gorontalo, Rabu (6/8/2025), dan dihadiri oleh seluruh panitia pelaksana dari berbagai seksi kegiatan.
Dalam keterangannya usai rapat, Sekdaprov Sofian menjelaskan bahwa rapat ini bertujuan untuk mengevaluasi kesiapan masing-masing seksi, khususnya seksi upacara puncak, renungan suci, dan Paskibraka. Ia menyampaikan bahwa seluruh panitia telah menyusun rencana kerja secara optimal untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan inti HUT RI, termasuk gladi lapangan yang akan dilakukan pada 11 Agustus mendatang.
“Tahun kemarin, masyarakat terbatas yang kita hadirkan, mudah-mudahan tahun ini ada banyak masyarakat yang akan kita undang hadir untuk melihat secara langsung pelaksanaan upacara puncak di pagi hari maupun sore hari. Saya kira kita sudah siapkan posisinya di mana, mudah-mudahan masyarakat yang kita undang antusias untuk hadir,” ungkap Sofian.
Sofian juga mengungkapkan bahwa pada tahun ini, jumlah masyarakat yang diundang untuk menghadiri upacara puncak akan lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Bahkan, masyarakat berprestasi di bidang olahraga, seni, dan lainnya turut diundang sebagai bentuk apresiasi, guna menyemarakkan peringatan nasional ini secara lebih inklusif.
Hal baru lainnya yang menjadi pembeda tahun ini adalah kehadiran langsung Gubernur Gusnar Ismail dan Wakil Gubernur yang akan bertindak sebagai pembina upacara, menggantikan pejabat sementara seperti dalam tiga tahun terakhir. Selain itu, berbagai lomba dan kegiatan pendukung seperti kesenian, budaya, dan penataan kantor telah dimulai sejak awal Agustus hingga menjelang peringatan pada 17 Agustus.
Sementara itu, Gubernur Gusnar dalam arahannya menekankan pentingnya penyelenggaraan upacara kali ini karena menjadi yang pertama dalam periode pemerintahannya. Seluruh rangkaian kegiatan, terutama upacara penaikan dan penurunan bendera, harus dilaksanakan secara maksimal dan meriah, serta disosialisasikan dengan baik kepada publik.
Ia juga menerangkan bahwa mulai tahun ini, upacara tidak lagi menggunakan istilah “peringatan detik-detik proklamasi”, melainkan disesuaikan menjadi “upacara bendera”. Dengan perubahan tersebut, pelaksanaan upacara tidak lagi harus dilakukan tepat pukul 10.00 pagi.
“Semua harus dilaksanakan dengan baik, ini momen penting yang dinantikan masyarakat. Jangan sampai antusias publik tidak diiringi dengan kesiapan kita,” tegas Gubernur Gusnar.