Oleh : Budi Santoso
Innalilahi Wa Ina Ilaihi Rojiun…
Saya mengenal beliau sejak tahun 1985, bergabung di perusahaan consultant engineering PT. parama Marta Widya Eng.. Perkenalan saya lalu berlanjut ketika beliau mempercayai saya untuk mengelola PT. Inti Karya Persada Teknik. Bagi saya beliau adalah sosok nasionalis sejati cinta NKRI dan ingin memajukan bangsa ini. Setiap perusahaan yang beliau bina harus berorientasi membuka lapangan dan peluang kerja seluas luasnya bagi pribumi.
Dalam kurun waktu 7 tahun saya sdh dipercaya untuk mengelola 7 perusahaan sebagai Diirektur dan Komisaris, diperbagai bidang usaha. Sekali lagi, dalam mengembangkan setiap usahanya beliau selalu mengingatkan tujuan utama menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya agar bisa kurangi pengangguran.
Keuntungan semua perusahaan lebih dikembalikan kemakmuran bangsa ini, contohnya kami para direksi perusahaan diwajibkan untuk mendukung kegiatan cabang olah raga yang minim dukungan dari sponsor seperti atletik PB PASI, angkat besi, angkat berat dan binaraga di PB PABBSI, senam di PERSANI, renang di PB PRSI dan gulat di PB PGSI.
Saya sendiri kebetulan diperbantukan di PB PABBSI dibawah kepemimpinan Bapak Soesilo Sudarman sebagai ketua Umum dan saya sebagai Ketua Bid. Umum. Kami semua diwajibkan agar total memberikan dukungan ke dunia olahraga.
Dengan dukungan itu, untuk dibidang PB PABBSI banyak prestasi dunia yang pernah diperoleh seperti Sri Indriyani cabang angkat besi putri medali emas di Asian Games , Soetrisno atlet angkat berat raih emas dan The best lifter di kejuaraan dunia Austria, Ade Ray merupakan binaragawan MR. Asia di Macau. Bahkan cabang amgkat besi mampu meraih medali perak di Olimpiade.
Di era orde baru di bawah Presiden Soeharto Indonesia swasembada pangan dengan dukungan Pak Bob Hasan mengelola hutan pernah mencapai pendapatan devisa tertinggi untuk Indonesia dari hasil hutan melampaui ekspor minyak. Kerja keras beliau bekerjasama dengan kementrian kehutanan bisa menguasai ekspor hasil hutan dunia sampai menentukan harga produk kayu lapis dunia.
Beliaulah yang mengeluarkan gagasan mengurangi ekspor kayu gelondongan dan mewajibkan ekspor produk setengah jadi agar memberikan nilai tambah.
Hal ini membuat perdagangan hasil hutan dunia dikuasai Indonesia dan Pak Bob Hasan sempat menjalani sidang di WTO Den Hagg karena dianggap praktek monopoli. Yang membuat saya terkesan waktu beliau disidang tanpa didampingi oleh pengacara beliau berpidato dihadapan banyak orang, dengan lantang Pak Bob sampaikan bahwa Indonesia sudah 350 tahun dijajah Belanda, 3,5 tahun dijajah Jepang. Lalu Pak Bob katakan Belanda sudah punya Philips, USA sudah punya General Motor dan Genetal Electric, Jepang sudah punya Toyota, Honda, Suzuki, Yamaha dll. Sementars Indonesia untuk memberi makan 250 juta rakyatnya dari hasil hutan saja kok tidak boleh..? Pernyataan Pak Bob tersebut membuat seluruh dunia terdiam.
Saya sendiri terkesan dan terkagum-kagum dengan keberanian dan kelantangan berbicara dengan jiwa patriot.
Itulah sekelumit catatan saya tentang Pak Bob Hasan. Beliau adalah pengusaha yang amat cinta tanah airnya, dan selalu mendukung pengusaha pribumi. Selamat jalan Pak Bob Hasan, Semoga Tuhan YME Menerima Amal Baikmu.***