READ.ID – Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan cara yang menyenangkan di tengah pandemi Covid-19, Sekolah Indonesia Bangkok (SIB) menyelenggarakan workshop “Pembelajaran Bermutu dan Menyenangkan”. Kegiatan ini juga diselenggarakan dalam rangka persiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas pada Tahun Ajaran Baru 2021/2022.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Republik Indonesia untuk Bangkok, Achmad Wicaksono sebagai narasumber pertama menyampaikan bahwa guru merupakan kunci sukses pembelajaran yang menyenangkan.
“Guru diharapkan dapat melaksanakan proses pembelajaran yang kreatif dan dinamis serta memanfaatkan teknologi informasi untuk merangsang siswa untuk bertanya,” disampaikan Atdikbud Bangkok saat
memberikan arahan di ruang rapat Ahmad Yani di KBRI Bangkok, pada Senin (21/6).
Di samping perlunya adaptasi kurikulum dengan menyesuaikan masa pandemi, baik daring maupun luring, lanjut Achmad, guru dapat mengambil materi dari berbagai sumber dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi guna mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.
“Guru sebaiknya mengapresiasi siswa, menghadirkan kebahagiaan di kelas, juga mendoakan dan mencintai peserta didik,” ujar Atdikbud Bangkok tersebut.
Selanjutnya, sebagai narasumber kedua, Duta Besar Republik Indonesia untuk Bangkok, YM Rachmat Budiman menyampaikan materi “Belajar Menyenangkan, Masa Depan Penuh Harapan”. Penambahan penduduk Indonesia, kata Rachmat Budiman, merupakan bonus demografi yang bisa dimanfaatkan oleh para guru untuk membekali peserta didik supaya siap memiliki masa depan yang baik, menjadi manusia yang unggul, kreatif, kritis, mandiri, beriman, bertakwa, dan berkebhinekaan global.
“Dengan cara pembelajaran yang menyenangkan, tentu bonus demografi bisa dimanfaatkan dan dengan mudah diwujudkan apabila para siswa saat ini belajar tanpa beban, bahkan penuh dengan impian,” ujar Rachmat Budiman.
Untuk mewujudkannya, lanjut Dubes Rachmat, guru perlu menguasai empat kompetensi, yaitu pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.
“Guru juga hendaknya menyesuaikan kemampuan individual input siswa, dan menguasai standar dan kriteria penilaian. Untuk itu perlu kerjasama, komunikasi, dan koordinasi antara siswa, guru, dan orang tua, sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-masing,” tuturnya.
Lebih lanjut Duta Besar juga menyampaikan bahwa Sekolah Indonesia Bangkok memiliki siswa yang relatif sedikit dan berada di tengah lingkungan global. Hal ini merupakan modal strategis dalam menyiapkan peserta didik untuk siap menghadapi masa depan dengan segala tantangan dan permasalahannya, dengan memasukkan faktor-faktor kemanusiaan, sosial, dan spiritual.
Workshop yang dilaksanakan secara dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring) ini dihadiri oleh kepala sekolah, ketua komite sekolah, guru, dan orang tua siswa.