READ.ID – Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Onato Desa Alo di Kabupaten Bone Bolango telah mengembangkan strategi rantai pasok yang cerdas dan adaptif, dalam menyuplai logistic untuk 100-an lebih karywan yang ada di PT Gorontalo Minerals, Khususnya dalam menyuplai ikan segar.
Strategi ini bukan hanya tentang ketersediaan, tetapi tentang bagaimana mengelola cash flow dan kualitas produk di tengah keterbatasan modal awal. Pilihan untuk bermitra dengan pengepul atau penampung ikan menjadi kunci utama.
Ketua BUMDes Onato, Ranto, menjelaskan bahwa tantangan terbesar dalam suplai ikan adalah mekanisme pembayaran dari PT GM yang dapat memakan waktu hingga satu bulan. Sementara itu, nelayan tradisional biasanya mengharapkan pembayaran tunai atau dalam tempo yang sangat singkat. BUMDes tidak mungkin menanggung beban talangan dana sebesar itu dalam waktu yang lama.
Untuk menjembatani kesenjangan waktu pembayaran tersebut, BUMDes Onato memutuskan untuk menjalin kerja sama dengan salah satu penampung ikan yang berlokasi di Kecamatan Bone Raya, Kabupaten Bone Bolango. Penampung ini memiliki kapasitas modal yang lebih besar dan bersedia menerima pembayaran dari BUMDes setelah dana dicairkan oleh PT GM.
Mekanisme ini juga memberikan keuntungan bagi nelayan. Menurut Ranto, nelayan kini dapat menjual langsung hasil tangkapan mereka ke pengepul tanpa perlu khawatir menunggu pembayaran yang lama dari BUMDes. Ini memastikan bahwa nelayan menerima uang mereka lebih cepat, sementara BUMDes tetap mendapatkan suplai yang terjamin melalui pihak penampung.
Selain masalah cash flow, kerja sama dengan pengepul juga memberikan keuntungan dalam hal manajemen kualitas. Ikan yang diminta oleh perusahaan tambang harus memenuhi standar tertentu. Di lokasi penampungan, ikan sudah disortir untuk memilih kualitas bagus yang segar dan sesuai permintaan perusahaan. Proses ini dianggap tidak mungkin dilakukan secara efisien oleh BUMDes jika harus berurusan langsung dengan nelayan di tempat pendaratan ikan.
Ranto menegaskan bahwa secara teknis, BUMDes sebenarnya bisa saja membeli langsung dari nelayan. Namun, keterbatasan dana yang masih sedikit yang dikelola BUMDes menjadi faktor penghalang utama.
Keputusan untuk menggandeng pengepul adalah sebuah keputusan realistis yang diambil untuk memastikan keberlangsungan kontrak dan menghindari risiko gagal suplai.
Dengan strategi rantai pasok yang stabil dan terjamin kualitasnya melalui pengepul, BUMDes Onato berhasil menjaga reputasi baik di mata PT Gorontalo Minerals. Konsistensi dalam suplai, yang tidak terpengaruh oleh kendala cash flow, menjadi alasan utama mengapa kontrak suplai terus dipercayakan kepada BUMDes, yang pada akhirnya menghasilkan PAD sebesar Rp 20 juta per tahun bagi Desa Alo.
Kisah suplai ikan BUMDes Onato adalah pelajaran berharga dalam manajemen risiko rantai pasok di tingkat desa. Mereka tidak memaksakan diri untuk “memotong rantai” secara prematur.
Sebaliknya, mereka berkolaborasi dengan pemain pasar yang sudah ada (pengepul) untuk mengatasi kendala finansial dan logistik. Strategi adaptif ini yang menjamin BUMDes tetap profitable dengankeuntungan tahunan mencapai Rp 80 jutaan.
Didi Atmoko selaku Manager Eksternal PT Gorontalo Minerals, mengatakan sangat menghargai solusi cerdas BUMDes Onato. Strategi menggandeng penampung yang cukup modal, ini menunjukkan keprofesionalan mereka dalam mengelola rantai pasok.
“Ini adalah bukti bahwa kehadiran PT GM telah mendorong terciptanya ekosistem bisnis yang lebih terstruktur dan berdaya saing di sektor perikanan lokal, memastikan hasil tangkapan nelayan terserap ke pasar industri melalui mitra BUMDes.” Jelas Didi Atmoko.