Tanggapi Santai Persoalan Wood Pellet, Sekda Iskandar Pasang Badan

Dugaan Ekspor Ilegal Wood Pellet

READ.ID – Perusahaan wood pellet yang beroperasi di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, saat ini tengah mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak, mulai dari para aktivis lingkungan hingga baru-baru ini seorang anggota DPD RI Syarif Mbuinga.

Sebelumnya, Syarif melalui sejumlah awak media, mengaku prihatin terkait adanya informasi dugaan ekspor ilegal wood pellet dan meminta pemerintah dan APH (Aparat Penegak Hukum), menseriusi hal itu.

Menurut Syarif, Peristiwa itu tidak boleh dibiarkan harus diseriusi oleh semua pihak. Baik pemerintah, hingga aparat penegak hukum karena kalau persoalan tersebut masuk ke ranah hukum harus ada kepastiannya.

Mantan Bupati Pohuwato Dua periode itu menyampaikan, pihaknya akan melakukan kroscek ke Pemerintah Daerah, juga akan menindaklanjuti hal tersebut ke pemerintah pusat di Jakarta.

“Tentu saya akan menseriusinya, dan sangat penting untuk memfollupnya ke kementerian terkait. Pada intinya, spirit dan semangat investasi itu salah satu tujuannya adalah, memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, juga terhadap peningkatan ekonomi di daerah,”ungkapnya.

Sementara itu, Ditengah beragam sorotan yang ada, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pohuwato melalui Sekretaris Daerah, Iskandar Datau justru menanggapinya dengan santai.

Dijelaskan Iskandar, tudingan ilegal itu sudah diklarifikasi oleh pihak perusahaan.

“Itu kan sudah ada klarifikasinya bahwa dari Bakamla itu hanya menduga. Diduga dokumen pengapalannya tidak lengkap. Ternyata setelah dibawa dokumennya lengkap,” ungkapnya saat diwawancarai awak media, Rabu (09/10/2024).

Dikatakan Iskandar, Bakamla RI seharusnya memberikan lagi statement yang menjelaskan perihal dokumen pengiriman wood pellet.

Menurutnya, Bakamla harusnya memberikan lagi statement bahwa ternyata dugaan  wood pellet ini tidak lengkap dokumen pengirimannya dan menggunakan kapal tidak berbendera Indonesia ternyata tidak sesuai.

“Artinya begini, ini investasi yang triliun. Kalau menurut saya ini perkara ecek ecek kalau mereka (perusahaan) melakukan hal hal seperti itu.

Dengan uang yang begitu banyak yang mungkin mereka keluarkan baru mereka mau main main dengan yang begitu. Sementara dampaknya besar. Ini kan merugikan investasi. Tidak masuk akal hal yang harusnya boleh mereka lakukan,”pungkasnya

Baca berita kami lainnya di

Exit mobile version