READ.ID – Petani jagung di Desa Tolotio, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo berpotensi gagal panen akibat kemunculan Hama ulat yang menyerang tanaman mereka. Senin (20/1)
Pasalnya, pada Bulan Oktober dan November 2019 silam gagal panen sudah mereka rasakan.
Noho Erlama (40) kepala Dusun Bongo, Desa Tolotio mengatakan bahwa hama ulat kini kembali menyerang tanaman mereka. Akibat hama ulat itu, kata Erlama, potensi kembali terjadinya kegagalan panen bisa terjadi.
“Hama ulat itu muncul karena panas, baru tiba-tiba gerimis datang. Hama Ulat bisa muncul dan sekarang mulai menyerang daun dan batang. Dalam 1 pohon jagung itu sampe 10 ekor ulat. Ulat itu hanya waktu 2-3 hari bisa berkembang, karena itu gagal panen bisa terjadi,” kata Erlama.
Potensi terjadinya gagal panen juga dibenarkan oleh Kepala Desa Tolotio, Abas Husain.
“Hampir semua petani, sekitar 100 Hektare tanaman jagungnya kena dampak ulat. Kegagalan panen ini beruntun, ada yang Oktober, November, dan Desember. Sekarang pun ini bisa terjadi,” jelas Husain.
Menaggapi hal ini Kepala Dinas Pertanian, Rahmat Pomalingo mengatakan hama ulat yang menyerang jagung di Desa Tolotio adalah jenis ulat Grakyak Spidoptera Frugiperda yang memiliki jelajah tinggi dan bisa terbang sejauh 100 Km.
Rahmat juga mengatakan bahwa permasalah ini diakibatkan faktor alam dan hampir semua petani di jawa, sumatra, dan Indonesia bagian timur mengalaminya.
“Penyebaran ulat ini tidak terlepas dari kondisi iklim pada musim penghujan yang diawali dengan kemarau yang panjang. Dari beberapa pengalaman dinegara tropis lainnya, hama ini memang sangat sulit untuk dikendalikan, karena selain angin, faktor manusia pun bisa menjadi media pembawa hama ini,” jelas Rahmat.
Berkaitan dengan persoalan ini, kata Rahmat, pemerintah menawarkan alternatif, eradikasi/pemusnahan tanamam yang bukan hanya skala kebun, tetapi skala nasional, karena pengendalian hama ini sudah sangat sulit dikendalikan.
“Sebelum menyebar luas ke tanaman jagung lainnya, petani segera melaporkannya ke petugas pertanian lapangan dan pengamat hama di wilayah masing-masing. Kepada para petani yang terkena hama juga agar segera mendaftarkan lahannya ke Asuransi Usaha Pertanian,” pungkas Rahmat.***(Aden/RL/Read)