READ.ID – Perkembangan kasus Covid-19 di Provinsi Gorontalo selama tahun 2020 menunjukkan angka yang fluktuasi. Kondisi tersebut dilihat berdasarkan penyebaran kasus, sejak terkonfirmasi pertama tanggal 9 April yang mulai mengalami peningkatan secara perlahan.
Jumlah peningkatan ini terlihat pada penerapan pembatasan sosial skala besar (PSBB) jilid 1 dan 2 yang mengalami peningkatan yang tidak terlalu banyak. Sementara untuk diakhir PSBB jilid 3 mulai mengalami penurunan.
Hal ini dijelaskan, juru bicara gugus tugas Covid-19 Provinsi Gorontalo dr. Triyanto Bialangi, pada kegiatan evaluasi satgas Covid-19 tahun 2020, dan review rencana operasional kesehatan Provinsi Gorontalo, Senin (28/12/2020).
Diakuinya, grafik penurunan tersebut kembali mengalami kenaikan, saat masyarakat mulai menerapkan adaptasi kebiasaan baru. Dimana jumlah kasus kenaikan Covid-19 naik dengan tidak terkendali, terutama pada bulan Agustus.
Selanjutnya, jumlah tersebut kembali terkendali setelah hadirnya Penegakkan Perda Nomor 4 Tahun 2020 Provinsi Gorontalo, meskipun tidak terlalu banyak.
Secara rinci, dr. Triyanto mengatakan, dari enam daerah di Provinsi Gorontalo, Kota Gorontalo menempati urutan pertama jumlah kasus penyeberan Covid-19, disusul Kabupaten Gorontalo, Bone Bolango, Boalemo, Gorontalo Utara, dan terakhir ditempati Pohuwato. Sementara, kelompok terbanyak yang terpapar Covid-19 adalah berasal dari Aparatur Sipil Negara (ASN) yakni sebanyak 995 orang.
“Nah, memasuki bulan Desember ini, peningkatan jumlah kasus tersebut kembali meningkat, hingga masyarakat diimbau untuk tetap memperketat protokol kesehatan,” tambah dr. Triyanto.
Disamping itu, ada beberapa upaya yang dilakukan saat ini, lanjut Triyanto, diantaranya memaksimalkan kegiatan tracing, dan tracking kontak meningatkan testing dalam rangka penemuan secara dini.
Kemudian, memaksimalkan kegiatan penyebarn informasi edukasi, dan komunikasi protokoler kesehatan. Serta melakukan koordinasi lintas sektor dan forkopimda, khususnya dalam penerapan disiplin prokes.
“Terakhir adalah menyiapkan fasilitas untuk isolasi dan karantina terpusat, juga membuat SOP berdasarkan regulasi yang diterbitkan pemerintah daerah,” tandasnya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan hingga Minggu 27 Desember 2020, total kasus terkonfirmasi positif di Provinsi Goronfalo sebanyak 3603 orang. Rinciannya 237 dirawat, 100 meninggal dan 3266 sembuh.
(Rinto/Read)