READ.ID – Sejumlah pedagang yang menjadi korban kebakaran di pasar Dungingi mengaku aneh adanya peristiwa kebakaran yang sudah ketiga kalinya. Bahkan pedagang menilai kejadian tersebut tidak masuk diakal.
Diberitakan sebelumnya, pada kebakaran pertama terjadi pada bulan September 2019 dan berselang beberapa bulan kembali terbakar pada Desember 2019.
“Sangat aneh, tidak masuk diakal di pikiran saya. Masalahnya bukan sekali, tapi sudah tiga kali saya menjadi korban,” tutur salah satu korban kebakaran, Safrudin Yebakar (55), saat diwawancarai wartawan Read.id, Selasa (25/5/2021) pagi.
Safrudin menduga ada oknum yang tidak bertanggungjawab dengan sengaja membakar pasar tersebut. Namun ia tidak mau menuduh tanpa bukti.
“Saya serahkan kepada petugas berwajib karena belum ada bukti mulai kebakaran pertama dan kedua. Saya harap kejadian ini terakhir kalinya dan petugas bisa usut tuntas, karena kalau dikatakan korsleting, tidak ada listrik yang terpasang di lapak,” tegas pedagang asal Tilango, kabupaten Gorontalo itu.
Safrudin juga menceritakan, dirinya baru mengetahui pada pagi hari setelah api menghanguskan lapak jualannya.
“Saya punya yang terbakar ada lemari makanan, alat-alat dan bahan kue, tidak ada yang terselamatkan. Diperkirakan total kerugian ada sekitar dua puluh juta rupiah, mulai dihitung dari pembangunan lapak,” ungkapnya.
Selain Safrudin, dua lapak makanan yang terbakar lainnya yakni milik Asia Usman dan Haji Nono.
Sebelumnya Kebakaran di pasar Dungingi yang terletak di kompleks jembatan jodoh, Kota Gorontalo terjadi pada Selasa (25/5/2021) dini hari sekitar pukul 03.15 wita.
Berikut video kebakaran pasar Dungingi:
Kapolsek Dungingi, Ipda Ibnu Katsir Rizka mengungkapkan, peristiwa baru diketahui dari seorang warga yang melintasi jembatan jodoh.
“Ia kemudian melapor ke Polsek dan petugas langsung menghubungi pihak petugas pemadam kebakaran. Alhamdulillah respon petugas pemadam dengan cepat memadamkan api agar tidak merambat ke lapak lainnya,” ucap Ipda Ibnu saat diwawancarai Read.id di Mapolsek Dungingi.
Ia menuturkan, total kerugian ditaksir mencapai lebih dari lima puluh juta rupiah. Sementara penyebab kebakaran diduga korsleting listrik.
“Dugaaan sementara karena kabel-kabel yang tidak memnuhi syarat untuk dipakai, sehingga terjadi korsleting listrik. Namun kami akan tetap melakukan pemeriksaan dengan mengolah TKP,” tandasnya.
(Wahyono/Read)