READ.ID – Kasus kematian ternak sapi secara misterius kembali menghantui warga Kecamatan Paguyaman, Kabupaten Boalemo, Gorontalo. Terbaru, pada Minggu pagi, 19 Oktober 2025, tiga ekor sapi ditemukan mati mendadak di Desa Saripi. Kejadian ini menambah daftar panjang kasus kematian ternak yang meresahkan dan diduga kuat akibat perbuatan diracun.
Pemilik sapi, Bejo Supriayanto, mengaku sangat terpukul. Ia menemukan tiga ekor sapinya yang terikat di kebun milik salah seorang warga dalam kondisi mengenaskan: mulutnya berbusa dan perutnya membengkak—ciri-ciri yang dicurigai sebagai keracunan.
Kasus ini telah dilaporkan kepada Polsek Paguyaman agar dapat segera diproses dan diusut tuntas.
Video Viral Perkuat Dugaan Sapi Ternak sengaja diracun
Kematian tiga sapi ini memperpanjang rentetan peristiwa tragis yang telah berlangsung selama bertahun-tahun di Paguyaman.
Warga menduga kuat ada unsur kesengajaan dalam kematian ternak mereka, yang dikaitkan dengan konflik antara warga dengan perusahaan perkebunan tebu yang sebelumnya sempat dimediasi oleh pemerintah setempat.
Kekhawatiran warga diperkuat dengan beredarnya video viral di media sosial yang menunjukkan aksi orang tak dikenal (OTK) menyemprotkan cairan berwarna merah ke bagian kepala beberapa ekor sapi. Video yang diduga terjadi di wilayah Boalemo ini sejalan dengan temuan warga sebelumnya.
Sebelumnya menurut Harton Bau, salah seorang warga Desa Mustika, Kecamatan Paguyaman, kasus kematian sapi mendadak sudah sangat meresahkan. “Kami sangat resah dengan kasus ini,” ujar Harton.
Ia mencatat, dari Januari hingga Juli 2024 saja, sudah hampir 20 ekor sapi petani mati secara mendadak. Bahkan, dalam satu hari, pernah ditemukan tiga ekor sapi mati secara bersamaan.
Dugaan peracunan semakin kuat karena, kata Harton, setiap sapi yang mati ditemukan ada bekas semprotan obat di kulitnya hingga melepuh. Gejala ini mirip dengan yang terekam dalam video viral tersebut.
Ratusan Sapi Ternak Jadi Korban Sejak 2016, Warga Kecewa Belum Ada Titik Terang
Peristiwa sapi mati mendadak di Paguyaman ternyata bukanlah masalah baru. Harton mengungkapkan bahwa kasus serupa sudah terjadi sejak tahun 2016. Jika diakumulasikan, lebih dari seratus ekor sapi milik warga telah mati diduga akibat diracun selama kurun waktu tersebut.
“Peristiwa ini sangat meresahkan warga,” kata Harton, mengingat kerugian ekonomi yang diderita peternak mencapai ratusan juta rupiah.
Warga mengaku telah berulang kali mengadukan masalah ini kepada pemerintah daerah dan pihak kepolisian. Namun, hingga kasus terbaru ini muncul, belum ada informasi resmi mengenai motif pelaku, dan penyelesaian kasus pun belum menunjukkan titik terang.
Peternak di Boalemo kini sangat berharap pihak berwenang dapat segera mengungkap dalang di balik perbuatan keji yang terus memukul perekonomian mereka.