Tuntut Islah Total, Rio: Barisan Muda IKA SMANSA Muak Dengan ‘Ego dan Kekuasaan’ Senior

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

READ.ID— Dualisme kepengurusan di tubuh Ikatan Keluarga Alumni SMA Negeri 1 (IKA SMANSA) Gorontalo menuai reaksi keras dari kalangan alumni muda. Barisan Muda IKA SMANSA, yang mayoritas berasal dari angkatan tahun 2000-an, menyatakan sikap tegas menolak perpecahan dan menuntut segera dilakukannya Islah Total demi menjaga marwah organisasi.

Melalui rilis pers yang disampaikan oleh Rio, Ketua Angkatan 2006 dan juru bicara Barisan Muda IKA SMANSA, kelompok ini menegaskan bahwa kehadiran mereka bukan untuk memperkeruh suasana, melainkan untuk memberikan pesan penyadaran kepada para senior.

“Kami ingin menyampaikan satu pesan tegas, IKA SMANSA bukan organisasi ideologi. IKA SMANSA adalah organisasi emosional, tempat di mana rasa kekeluargaan dan silaturahmi harus menjadi napas utama,” ujar Rio.

 

Muak dengan Dualisme dan Perebutan Kekuasaan

Barisan Muda mengungkapkan rasa malu dan muak terhadap situasi dualisme yang terjadi, yang menurut mereka dipicu oleh “Ego, Kekuasaan, dan Dualisme” yang telah menjauhkan organisasi dari ruh awalnya.

“Kami diperlihatkan sesuatu yang sangat memalukan. Dualisme IKA SMANSA hari ini tidak mengajarkan kedewasaan, yang diajarkan justru cara memecah, cara memihak, dan cara saling menjatuhkan. Padahal dulu, IKA SMANSA adalah rumah, bukan arena perebutan panggung,” lanjut Rio dalam pernyataannya.

Mereka secara eksplisit menyatakan penolakan untuk mewarisi perpecahan dan menolak diajari membentuk gerbong baru hanya karena para senior gagal bersatu.

 

Tuntutan Islah Demi Satu Keluarga

Menyebut diri mereka sebagai “Suara Generasi Duaribuan,” Barisan Muda menegaskan kesiapan untuk menjadi motor penggerak Islah total dan menyeluruh. Mereka tidak peduli mencari siapa yang benar atau salah, melainkan mencari siapa yang masih memiliki nurani untuk menyatukan kembali alumni.

“Kami tidak butuh dua kubu, kami butuh satu keluarga. Kami, angkatan muda, menolak mewarisi perpecahan. Angkatan Duaribuan siap mendorong ISLAH total dan menyeluruh. Bukan demi siapa-siapa, tapi demi nama besar IKA SMANSA sendiri,” tegas Rio.

 

Pesan Keras untuk Para Senior

Barisan Muda IKA SMANSA tidak hanya memohon, tetapi juga menuntut kepada para senior untuk mengakhiri konflik. Mereka meminta agar para senior menunjukkan kepemimpinan sejati, bukan kepentingan pribadi.

“Kepada para senior, kami mohon, tapi juga menuntut. Ajari kami arti persatuan, bukan perpecahan. Tunjukkan kepemimpinan, bukan kepentingan. Berhenti menjadi contoh buruk yang memaksa kami belajar berpisah, karena kami ingin belajar bagaimana caranya bersatu,” bunyi tuntutan mereka.

Barisan Muda menegaskan bahwa mereka tidak memiliki kepentingan politik maupun ambisi kekuasaan. “Yang kami punya hanya hati untuk SMANSA. Dan selama napas kami masih satu dalam nama besar almamater, kami akan berdiri di barisan yang sama, barisan yang berani berkata benar meski sendirian. Karena bagi kami, lebih baik kehilangan posisi daripada kehilangan persaudaraan,” tutup pernyataan dari Barisan Muda IKA SMANSA Gorontalo.

Baca berita kami lainnya di