READ.ID – Penjabat Sekretaris Daerah Syukri Botutihe mengatakan, untuk menurunkan angka tengkes (stunting) di Provinsi Gorontalo perlu untuk melibatkan seluruh sektor. Karena persoalan tengkes juga merupakan masalah lintas sektor.
“Stunting ini masalah lintas sektor yang tidak sama kondisinya di setiap wilayah. Sehingga perlu ada komunikasi lintas sektor, yang dimulai dari komunikasi tingkatan desa, kecamatan, kabupaten hingga provinsi dalam penanganannya. Bahkan kalau perlu kita libatkan semua sektor terkait yang dapat membantu,” tutur Syukri, saat memberikan sambutan pada kegiatan Penilaian Kinerja Kabupaten / Kota dalam Implementasi Delapan Aksi Konveregensi, di Aula Bapppeda Provinsi, Selasa (6/6/2023)
Syukri juga mengajak agar pemerintah turut bekerja sama dan memanfaatkan fungsi PKK, dan BKKBN ataupun pihak-pihak lainnya. Ia juga mengatakan, angka tengkes tidak harus mencapai nol persen atau di bawah rata-rata nasional. Angkanya menurun secara bertahap itu juga sudah merupakan progres yang baik menurutnya.
“Kalau memang sampai dengan tahun depan target dari Presiden sulit untuk kita capai, paling tidak dalam setahun kita ada penurunan lima persen saja itu sudah progres yang luar biasa,” imbuhnya.
Di tahun 2022 angka prevalensi stunting di Gorontalo sebesar 23,8 persen dan masih berada di bawah rata-rata nasional yakni 21,6 persen. Capaian prevalensi stunting tertinggi berada di kabupaten Boalemo yakni 29,9 persen, disusul kabupaten Gorontalo Utara 29,3 persen, kabupaten Bone Bolango 22,3 persen, kota Gorontalo 19,1 persen, dan yang paling rendah adalah kabupaten Pohuwato yang angka stuntingnya hanya sebesar 6,4 persen.