UNG Berhentikan sementara KKN Kelompok Mahasiswa terdampak Korban Hanyut

READ.ID – Universitas Negeri Gorontalo (UNG) tengah diselimuti duka mendalam usai peristiwa tragis yang menimpa sepuluh mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yang terjadi pada Selasa kemarin. Dalam kegiatan pemetaan di hari ketiga pelaksanaan KKN, rombongan mahasiswa terseret arus deras sungai saat hendak kembali ke posko. Tiga di antaranya dinyatakan meninggal dunia, sementara tujuh lainnya berhasil diselamatkan.

Rektor UNG, Prof. Dr. Eduart Wolok, ST, MT., menyampaikan langsung keterangan terkait insiden tersebut dengan penuh keprihatinan. Ia mengungkapkan bahwa tragedi ini menjadi pukulan berat bagi keluarga besar kampus.

 

“Ketiga anak kami berpulang dalam keadaan sedang menuntut ilmu. Kami mendoakan mereka mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT. Ini merupakan kehilangan yang sangat besar bagi kami semua,” ujarnya.

 

Prof. Eduart menjelaskan, seluruh mahasiswa yang menjadi korban merupakan peserta KKN MBKM yang diberangkatkan sejak 4 Maret lalu. Musibah terjadi saat mereka tengah menjalankan tugas pemetaan di lokasi penempatan. Dalam perjalanan pulang menuju posko, arus sungai yang tiba-tiba menguat menyeret mereka.

 

Dari sepuluh mahasiswa, tujuh orang berhasil dievakuasi dengan selamat. Lima di antaranya telah kembali ke keluarga masing-masing, sedangkan dua lainnya masih menjalani perawatan medis di RS Aloei Saboe dan RS Tombulilato. Kondisi keduanya dilaporkan semakin membaik, dan salah satu dari mereka dikabarkan siap dipulangkan.

 

Menghadapi peristiwa ini, Rektor menegaskan pentingnya langkah evaluasi secara menyeluruh terhadap pelaksanaan KKN, khususnya terkait prosedur keselamatan dalam kegiatan lapangan.

“Kita memang tidak bisa memprediksi bencana, namun kita bisa belajar dari pengalaman ini. Ke depan, aspek keselamatan akan menjadi perhatian utama dalam setiap aktivitas luar ruang,” tegasnya.

 

Ia juga mengingatkan bahwa perubahan iklim yang makin ekstrem turut memperbesar potensi risiko, sehingga kewaspadaan harus terus ditingkatkan.

 

UNG, kata Rektor, berkomitmen penuh untuk memberikan perhatian kepada seluruh korban, baik yang wafat maupun yang masih dalam masa pemulihan. Jenazah ketiga mahasiswa telah diantarkan ke kampung halaman mereka di Marisa, Inobonto, dan Ratatotok, dengan didampingi oleh dosen serta perwakilan kampus.

 

Sebagai bentuk penghormatan terakhir, Rektor juga menyampaikan rencananya untuk berkunjung langsung ke rumah duka. Sementara itu, mahasiswa yang selamat tetap akan dipantau secara intensif, baik secara fisik maupun psikis, guna memastikan proses pemulihan mereka berjalan optimal.

 

“Kami akan memastikan semua kebutuhan mereka terpenuhi agar kondisi mereka cepat pulih,” ucapnya.

 

Rektor turut menekankan bahwa para mahasiswa tersebut merupakan peserta dari Jurusan Geologi dan dikenal sebagai individu berprestasi yang memiliki kemampuan akademik unggul.

 

“Kegiatan pemetaan bukanlah hal yang mudah. Mereka adalah mahasiswa-mahasiswa terbaik kami, dan sebagian besar juga telah menyumbangkan prestasi bagi kampus,” ungkapnya.

 

Sebagai langkah lanjutan, pelaksanaan KKN untuk kelompok mahasiswa yang terdampak sementara dihentikan. Fokus utama UNG saat ini adalah pemulihan kondisi para korban dan penghormatan terhadap mereka yang gugur. Evaluasi dan pembenahan sistem keselamatan akan menjadi prioritas utama sebelum program lapangan kembali dilanjutkan.

Baca berita kami lainnya di

Exit mobile version