READ.ID – Universitas Negeri Gorontalo (UNG) membuat terbosan baru dengan menggagas program Akademi Kerukunan Desa (Akur Desa) guna mewujudkan sikap hidup yang toleransi pada masyarakat multikutural.
Target utamanya di wilayah pedesaan. Hal ini dilakukan untuk merespon isu-isu keragaman, keadilan, dan kesetaraan di lingkungan pedesaan.
Gagasan tersebut dibuat melalui Kelompok Kerja (Pokja) Desa yang merupakan perpanjangan dari Forum Pemuka Masyarakat Cinta Desa (Forpeace) untuk menciptakan juru damai desa.
Ketua Pokja Desa Hidayat Koniyo mengatakan Akur Desa ini diarahkan untuk menyelisik isu-isu kontemporer seperti ketidakadilan gender ataupun ketimpangan ekonomi.
Kemudian, untuk merespon masalah tata kelola desa yang cenderung eksklusif ataupun struktural.
“Ini merupakan forum komunikasi yang mempertemukan masyarakat yang datang dari berbagai latar belakang untuk berdiskusi, belajar, dan membuka pandangan seluas-luasnya terhadap orang lain,” ungkap Hidayat.
Menurutnya, Akur Desa merupakan wadah demi terciptanya forum koordinasi antartokoh adat, tokoh agama, tokoh perempuan, pemerintah, perangkat desa, serta masyarakat desa.
Hal itu juga dilakukan untuk berkontribusi dalam merumuskan format penyelesaian konflik dengan menggunakan pendekatan multikulturalisme.
“Capaian yang ingin dicapai dari program ini dengan mewujudkan sistem sosial berbasis multikultur yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi antarsesama,” jelasnya.
Dirinya menuturkan Akur Desa tersebut dipilah dalam beberapa bidang yang meliputi agama dan kebudayaan, ekonomi dan sumberdaya manusia, sosial dan Politik, serta gender dan kesetaraan.
(Aden/RL/Read)