READ.ID – Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Tokyo, Yusli Wardiatno mendukung upaya Universitas Sahid (USAHID) dalam program pendidikannya untuk warga negara Indonesia (WNI) di Jepang.
“KBRI Tokyo akan selalu siap membantu internasionalisasi perguruan tinggi Indonesia,” ujarnya.
Saat ini USAHID tengah berupaya menarik minat mahasiswa asing dan WNI yang tinggal di Jepang dan Oman melalui promosi daring program magister (S-2) dan doktoral (S-3) dengan mengundang KBRI Tokyo, Jepang, dan KBRI Muscat, Oman.
Dalam promosi daring tersebut, dirinya menyarankan agar USAHID juga harus menawarkan program sarjana bagi para Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berjumlah sekitar 40-ribu di Jepang.
“Dengan demikian, USAHID akan turut membantu program perluasan akses pendidikan bagi warga negara Indonesia yang tengah digalakkan KBRI,” tuturnya..
Ia juga menjelaskan bahwa di Jepang ada sekitar 40 ribu PMI pada umumnya memiliki level pendidikan menengah, yaitu SMA dan SMK, dengan status pemagang (kenshusei).
“Oleh karenanya, kami sarankan USAHID juga menawarkan program sarjana online dengan target PMI pemagang,” ungkapnya.
Menurutnya, program tersebut harus diperkaya dengan peningkatan kemampuan bahasa Jepang.
“Ini supaya dapat membantu PMI pemagang yang memerlukan peningkatan kompetensi berbahasa Jepang hingga N3 atau N4 sebagai syarat konversi menjadi toku teginou (specified skilled worker)”, terangnya.
Direktur Sekolah Pascasarjana USAHID, Marlinda Irwanti Poernomo merasa begitu terkesan dengan perhatian dan upaya perlindungan KBRI Tokyo pada WNI melalui layanan program pendidikan yang tengah dikembangkan. Ia juga menyambut baik saran Atdikbud Tokyo untuk menawarkan program sarjana pada WNI di Jepang.
Ia mengungkapkan bahwa kerja sama KBRI Tokyo dengan perguruan tinggi yang menawarkan program jarak jauh merupakan salah satu cara terbaik untuk meningkatkan investasi pendidikan di masa pandemi Covid-19.
“Sehingga anak-anak bangsa yang tengah magang dan berada di luar negeri pun bisa tetap bersekolah sambil bekerja,” katanya.