READ.ID – Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim mengapresiasi realisasi serapan anggaran Kota Gorontalo mencapai target. Realisasi tersebut berupa persentase fisik 63,01 dan realisasi keuangan 59.06.
Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim pada rapat Koordinasi Penyerapan Anggaran APBD dan APBN T. A 2020 tingkat Provinsi Gorontalo secara virtual jumat, 16/10 setelah mendengarkan pemaparan Walikota Gorontalo Marten Taha.
” Realisasi fisik dan keuangan sudah cukup baik, saya ucapkan terima kasih kepada bapak Walikota Gorontalo,” ucap Idris.
Pencapaian yang baik juga terlihat pada upaya pengendalian stabilitas harga dan ketersedian stock barang di Kota Gorontalo. menurut data BPS Provinsi Gorontalo bahwa pada bulan september Kota Gorontalo merupakan daerah penyumbang deflasi pada posisi -0,06 persen pada beberapa jenis komoditas. kemudian laju inflasi tahun kalender sebesar 0,23 persen, dan secara “year to year” 0,21 persen.
Pada program jaring pengaman sosial juga demikian, Pemerintah Kota Gorontalo telah menyelesaikan menyaluran program bantuan jaring pengaman sosial kepada penerima manfaat dampak pandemi covid-19. penyelurannya dilakukan secara 4 tahap dengan realisasi 100 persen.
Walikota Gorontalo Marten Taha menjelaskan dirinya terus berupaya memacu realisasi anggaran, agar berjalan sesuai target yang direncanakan. pengawasan dan kontrol dilakukan secara berkala, baik dalam bentuk evaluasi, maupun secara sistem. Menurutnya langkah itu yang menjadi pemicu capaian serapan anggaran pada semester 3 tahun ini.
“Alhamdulilah posisi serapan anggaran kita pada triwulan tiga ini, tidak mengalami perbedaan yang berarti dibandingkan dengan tahun 2019 lalu sebelum ada covid-19,” ujarnya.
Namun begitu, marten juga tidak menampik adanya beberapa kendala yang dihadapi dalam penyerapan anggaran. ia mencontohlan seperti kegiatan pada bidang kesehatan yang tertunda, yakni pekerjaan pembangunan gedung perawatan kelas 1,2 dan 3 di rumah sakit otanaha menggunakan dana DAK.
“Kendala yang dihadapi adalah pembebasan lahan, pada saat pembahasan tidak sampai selesai sehingga tidak dapat dilaksanakan pada tepat waktu. itu dananya sekitar 10 milyar” kata marten.
Ia juga mengungkapkan adanya beberapa kegiatan yang dilakukan penundaan karena adanya covid -19. menurutnya kegiatan dan program itu telah direncanakan pada awal tahun tetapi harus digeser pada triwulan 2 bahkan sampai triwulan 3. kemudian adanya refocusing dan realokasi anggaran.
(Adv/RL/Read)