Wali Kota Adhan Dambea Tegaskan Pentingnya Disiplin dan Etika Bagi ASN

Adhan Dambea
IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

READ.ID – Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea, menegaskan kembali pentingnya disiplin dan etika bagi seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam Apel Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) yang digelar di Lapangan Taruna Remaja, Selasa (17/06). Dalam apel yang rutin dilaksanakan setiap tanggal 17 ini, Adhan menyampaikan bahwa ikrar ASN bukan sekadar formalitas, melainkan janji yang harus dijaga karena disaksikan oleh Allah SWT dan rakyat.

Menurut Wali Kota, tugas utama seorang ASN adalah melayani dan mengurus kepentingan rakyat dengan penuh tanggung jawab. Negara memberikan gaji dan tunjangan sebagai bentuk kepercayaan, bukan semata imbalan administratif. Oleh sebab itu, ia mengingatkan seluruh ASN agar tidak melupakan sumpah jabatan dan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai integritas dalam bekerja.

“Janji yang diucapkan bukan hanya didengar manusia, tetapi juga didengar oleh Allah. Maka jangan dianggap sepele,” tegasnya.

Lebih jauh, Adhan Dambea juga menyoroti munculnya sikap-sikap yang mencerminkan rendahnya etika di kalangan ASN, seperti merobek surat tugas karena tidak setuju dengan penugasan atau menunjukkan sikap tidak sopan kepada atasan. Ia menegaskan bahwa perilaku semacam itu tidak pantas ditunjukkan oleh seorang abdi negara.

“Kalau tidak setuju dengan keputusan pimpinan, sampaikan dengan cara yang baik. Jangan tunjukkan sikap kasar. Itu mencerminkan pribadi yang tidak beretika,” ujarnya.

Wali Kota juga menyampaikan bahwa dirinya telah dua kali mengucapkan ikrar jabatan, yakni di Istana Negara saat pelantikan dan di hadapan rakyat serta ASN Kota Gorontalo. Ikrar kedua, katanya, merupakan bentuk komitmen langsung kepada masyarakat yang akan ia layani selama masa kepemimpinannya.

“Saya merasa sumpah jabatan itu tidak cukup hanya di Istana. Maka saya ulangi lagi di hadapan rakyat, karena merekalah yang saya layani,” katanya.

Sebagai penutup, Adhan menyampaikan tiga fokus utama yang menjadi pijakan kepemimpinannya di Kota Gorontalo, yaitu mengurus agama Allah, melayani rakyat, dan memberantas segala bentuk kemaksiatan. Ia juga menanggapi berbagai cap negatif terhadap dirinya, termasuk disebut sebagai “preman”, dengan nada santai.

“Kalau saya dibilang ustaz atau hafiz, saya tidak bisa menindak pelanggaran. Tapi kalau disebut preman, saya bisa tegas terhadap yang melanggar,” pungkasnya.

Baca berita kami lainnya di