READ.ID – Workshop sinkronisasi dan pemetaan dunia usaha industri dalam pemberdayaan perempuan digelar Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Provinsi Gorontalo, melahirkan kebijakan strategis pemberdayaan perempuan.
Dalam workshop ini peserta merumuskan kebijakan strategis dalam upaya pemberdayaan perempuan dan melakukan analisis situasi keberdayaan perempuan dalam dunia usaha dan industri.
“Kami memberikan gambaran tentang pentingnya peran perempuan dalam memberikan kontribusi pencapaian Indeks Pemberdayaan Gender (IGD),” kata Risjon Kujiman Sunge, Kepala Dinas sosial PP dan PA Provinsi Gorontalo saat membuka kegiatan di Hotel Grand Q Kota Gorontalo, Senin (24/6).
Pemetaaan potensi dunia usaha dan industri sangat berperan aktif dalam upaya memberdayakan perempuan, juga perumusan langkah strategis dalam akselerasi peningkatan peran dunia usaha dan industri dalam pemberdayaan perempuan.
“Kami melakukan sinkronisasi program peran dunia usaha dan dunia industry, termasuk tantangan yang harus dihadapi, aksesbilitas dalam mencapai peluang kerja di tengah dunia bisnis yang menggeliat,” ujar Risjon Kujiman Sunge.
Risjon mengakui masalah yang sedang dibahas ini belum sepenuhnya terpetakan potensi dan perannya dalam pemberdayaan perempuan.
Keberhasilan pembangunan pemberdayaan perempuan dan perwujudan kesetaraan gender sangat berpengaruh terhadap pembangunan anak yang berkualitas yang dilahirkan oleh perempuan yang memiliki SDM berkualitas pula.
Dari data indeks pemberdayaan Gender Provinsi Gorontalo tahun 2018 telah mencapai 71,09 persen lebih rendah dari capaian nasional yang 71,74 persen.
Pembentuk Indek Pemberdayaan Gender (IDG) adalah perempuan sebagai tenaga manager, Profesional, admisitrasi teknisi telah mencapai 57,73 persen lebih tinggi dari angka nasional yang sebesar 47,59 persen. Sedangkan kontribusi pendapatan perempuan dalam rumah tangga baru mencapai 26,10 persen dari rata rata nasional yang mencapai 36,62 persen.