READ.ID,- Enam anak berseragam putih-biru itu menyelipkan pisau mereka dibalik celana. Gerak gerik merapikan seragam diatas sepeda motor, penuh dengan curiga. Sejurus kemudian mereka langsung menarik gas motor dan masuk ke salah satu sekolah, seperti akan melakukan penyerangan. Seketika melihat kilawan beberapa bilah pisau milik anak sekolah itu, Nulika Melati Kadis DPPKB-P3A Kota Gorontalo spontan kaget dan panik.
“Waduh Nonu, ini tugas kita. Kejar mereka, jangan sampai terjadi hal buruk,” ucap Nulika kepada Supirnya yang mengemudi Mobil Dinas.
Dua pekan lalu ditengah perjalanan, bertolak dari Kantor Wali Kota Gorontalo menuju Kantor DPPKB-P3A Kota Gorontalo. Nulika dipertemukan dengan enam orang siswa salah satu sekolah menengah pertama, berboncengan di tiga motor tanpa nomor polisi dan membawa senjata tajam diselipkan di balik celan seragam sekolah. Merasa aneh dengan gelagat anak sekolah itu, Nulika melakukan aksi penyamaran dengan menutupi sebagian wajahnya dengan masker, dan membuntuti enam siswa tersebut masuk ke salah satu sekolah.
Layakanya intelenjen perempuan, Nulika menemukan indikasi tawuran dari aktivitas anak sekolah ini. Seperti, dua diantara tiga kendaraan motor yang ditumpangi enam siswa ini langsung masuk ke dalam halaman salah satu sekolah. Sedangkan satu sepeda motor menunggu di depan sekolah tersebut.
“Saya pun langsung kembali ke dalam mobil, dan menghubungi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Gorontalo, melaporkan kejadian itu,” terang Nulika.
Singkat cerita, tidak lama kemudian pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Gorontalo, langsung mendatangi sekolah yang dimasuki siswa bersenjata tajam tersebut. Kemudian meminta pihak sekolah mencari tahu, dan mengumpulkan ke enam siswa tadi.
“Barang tajam yang mereka bawa, langsung dilakukan penyitaan. Sementara mereka sendiri langsung diberikan pembinaan, sekaligus peringatan keras supaya tidak melakukan hal serupa,” tutur Nulika. (bink)