READ.ID – Viral video adanya anggota DPRD di Kabupaten Pohuwato yang mengamuk, setelah Ketua DPRD Pohuwato Nasir Giasi memberikan penjelasan terkait tuntutan massa aksi terhadap dugaan kasus korupsi di Desa Buntulia Barat Pohuwato.
Tidak terima dengan penjelasan Nasir Giasi dihadapan massa aksi, anggota DPRD Pohuwato Suryaharto Polomulo mengamuk tidak terima dengan apa penjelasan ketua DPRD Pohuwato.
Nasir Giasi menegaskan bahwa DPRD bukan lembaga penegak hukum, DPRD tidak memiliki kapasitas untuk memproses dan memutuskan terkait apa yang menjadi tuntutan masyarakat Buntulia Barat terkait dugaan korupsi.
“Anggota DPRD bukanlah Aparat Penegak Hukum (APH), seperti Kepolisian ataupun Kejaksaan,” kata Nasir Giasi.
Terkait dengan tuntutan dari pendemo soal dugaan korupsi yang terjadi di desa Buntulia Barat, lembaga DPRD hanya bisa mengundang inspektorat untuk mengklarifikasi, kaitan persoalan tersebut.
“Mungkin tidak terima dengan penjelasan saya dihadapan massa aksi, yang bersangkutan justru mengamuk dan teriak-teriak kepada saya,”ungkapnya.
Menurut Nasir, ini menyangkut harkat dan martabat seseorang, kita harus mendahulukan asas praduga takbersalah.
Nasir Giasi mengatakan sebagai wakil rakyat seharusnya memberikan contoh yang baik dalam menyelesaikan suatu persoalan yang ada.
“Saya sudah menemui masa aksi atas permintaan yang bersangkutan, meski tak diminta pun saya tetap akan menerima hadirnya massa aksi, mendengarkan aspirasi mereka,” tegas Nasir.
Namun yang terjadi malah dirinya (Nasir Giasi) dilabrak oleh anggota DPRD Pohuwato, karena tidak terima atas penyampaiannya saat menanggapi tuntutan massa aksi.
“Kami ini bukan aparat penegak hukum,” tegas Nasir, sembari memberikan nasehat kepada anggotanya tersebut.
Sebagai wakil rakyat yang duduk di lembaga legislatif mestinya dalam menyelesaikan masalah sebisa mungkin menahan diri untuk tidak emosi.
“Saya mencoba menenangkan yang bersangkutan karena sudah naik pitam kepada saya, dimana yang bersangkutan sudah teriak-teriak, terlebih saat itu ada Pak Bupati dan teman teman pimpinan OPD, tapi saya malah dilabrak tapi bagi saya itu tidak masalah,” imbuhnya
Lebih lanjut Nasir menerangkan, dirinya merasa malu dengan kejadian itu, karena disaksikan Bupati Pohuwato Saipul Mbuinga dan para pejabat pimpinan Organisasi Prangkat Daerah (OPD) yang menunggu pelaksanaan rapat paripurna.
Nasir juga menambahkan, terkait ancaman dari yang bersangkutan akan membakar gedung DPRD, dirinya tentu tidak ingin hal itu terjadi yang akan membuat anggota tersebut berhadapan dengan hukum.
“Saya sampaikan, tolong hargai Pak Bupati yang ada didalam sampaikan dengan baik-baik, ancaman dari yang bersangkutan, saya kira ini Negara hukum tentu akan ada ranah hukum yang beliau akan hadapi, dan jelas kitabl tidak menginginkan itu,”tandasnya