READ.ID – Untuk mengantisipasi terjadinya rawan pangan akibat musik kemerain beberapa bulan terakhir, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengeluarkan surat kepada para Bupati dan Wali Kota, untuk menyalurkan Cadangan Beras Nasional (CBN).
“Apabila masih mengalami kekurangan stok dapat mengusulkan penambahan CBN kepada pemerintah Provinsi Gorontalo,” kata Rusli Habibie
Seperti diberitakan sebelumnya petani di Desa Pilohayanga Barat, Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, bakar tanaman padi mereka akibat musim kemarau sejak dua bulan terakhir.
Petani terpaksa membakarnya karena padi tidak kunjung berbuah. Hal itu juga dikarenakan sejak menanam padi tidak mendapatkan suplai air yang cukup.
Salah satu petani di Gorontalo yang juga pemilik sawah, Fitri Mootalu (35) mengungkapkan, ada sekitar 85 hektar sawah digarap 4 kelompok tani di Desa Pilohayanga Barat yang sebagian besar tanaman padinya gagal panen.
Sementara itu kepala Dinas Pangan Provinsi Gorontalo Sutrisno menjelaskan, CBN merupakan beras yang dikelola oleh Perum Bulog untuk mengantisipasi bencana alam rawan pangan di daerah.
Kuota CBN di setiap kabupaten/kota masing-masing 100 ton.
“Apabila cadangan itu masih dirasa kurang, maka Bupati atau Wali Kota bisa mengajukan ke provinsi yang memiliki cadangan beras sebesar 200 ton. Kita akan distribusi sesuai kebutuhan tiap daerah,” terang Sutrisno, Selasa (10/9/2019).
Lebih lanjut Sutrisno menjelaskan, hingga saat ini sudah ada dua daerah yang menetapkan status Bencana Alam Kekeringan yakni Kabupaten Gorontalo (Kabgor) dan Kabupaten Bone Bolango (Bonebol).
Kabupaten Gorontalo sedang menyalurkan 100 ton cadangan beras, sementara Bone Bolango menyalurkan 8 ton cadangan berasnya.
Saat ini BPBD, Dinas Sosial dan Dinas Pangan Provinsi Gorontalo terus berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten dan Kota terkait penyaluran cadangan beras. Harapannya bisa membantu akses pangan warga terdampak dan warga kurang mampu.