banner 468x60

Bali Siap Jadi Tuan Rumah KTT G20 November Mendatang

KTT G20

READ.ID – Sebagai tuan rumah perhelatan KTT G20 pada 15-16 November mendatang, infrastruktur di Provinsi Bali sedang dan telah dilakukan peningkatan.

Bali sebagai tuan rumah penyelenggaraan KTT G20 akan menjadi lebih cantik dan ramah lingkungan melalui kegiatan pembenahan infrastruktur kawasan yang didukung dengan penghijauan yang masif.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono melakukan peninjauan berbagai kegiatan peningkatan infrastruktur di Provinsi Bali, pada Sabtu, 10 September 2022. Dalam kunjungannya, Menteri Basuki meninjau langsung penataan kawasan mangrove di Tahura Ngurah Rai. Kelak, kawasan itu digunakan sebagai showcase mangrove bagi para pimpinan dan delegasi negara yang hadir.

Adapun Penataan Kawasan Mangrove Tahura Ngurah Rai meliputi pembangunan gerbang masuk, monumen G20, area plaza, beji, wantilan, jalur tracking mangrove, area persemaian, area penerima, menara pandang, viewing deck ke arah Teluk Benoa, dan area parkir di sekitar Waduk Muara.

Selain itu dilakukan pula pembangunan embung Sanur yang memiliki fungsi sebagai daerah konservasi air dan pengendali banjir. Pembangunan dilaksanakan di atas lahan taman hutan raya (tahura) dengan embung sebesar 0,96 hektare.

“Dengan kapasitas tampung sebesar 34.500 meter kubik, keberadaan embung ini dapat mereduksi banjir sekitar 9%,” ujar Kepala Satker O&P SDA BWS Bali-Penida I Komang Gede Putera Antara.  Pembangunan embung dilakukan PT Brantas Abipraya sesuai dengan fungsinya.

Embung Sanur juga tetap mempertahankan kearifan lokal melalui keberadaan patung Dewi Danu yang bagi masyarakat Bali memiliki makna yang berkaitan dengan kemakmuran. Selain itu, dilakukan pula pekerjaan rehabilitasi waduk muara (estuary dam), preservasi jalan dan jembatan Sp. Pesanggaran-Nusa Dua, Jimbaran-Uluwatu, dan penataan lanskap bundaran, pedestrian, dan median ruas jalan Bandara Ngurah Rai-venue, peningkatan jalan Sp. Siligita- Kempinski dan showcase mangrove, penataan kawasan Garuda Wisnu Kencana, revitalisasi bangunan VVIP Bandara Ngurah Rai, serta penataan jalan tol Bali-Mandara.

Secara umum, peningkatan infrastruktur pendukung KTT G20 di Bali sudah siap. “Tinggal pekerjaan menuju Kempinski, memasukkan kabel ke ducting. Semuanya sudah siap, tinggal melapor ke presiden untuk peninjauan terakhir,” jelas Menteri Basuki.

“Bali sudah siap melaksanakan KTT G20, Bali is ready to host,” tandas Menteri Basuki.

Persiapan Bidang Kesehatan

Sementara di bidang kesehatan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan fokus memperkuat empat hal untuk memastikan momentum pertemuan berjalan dengan aman dan sehat. Keempatnya, seperti disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, saat Rapat Koordinasi Penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia pada Juli 2022, adalah, pertama, protokol kesehatan. Kemenkes telah membuat satu dokumen protokol kesehatan yang nantinya digunakan sebagai pedoman bagi para delegasi KTT G20. Pedoman itu menjadi acuan pelaksanaan KTT, mulai dari kedatangan, selama acara, hingga kepulangan peserta.

Kedua, surveilans. Seiring munculnya subvarian BA.4 dan BA.5 di Indonesia, Kemenkes telah melakukan penguatan surveilans guna mencegah kenaikan kasus Covid-19. Penguatan tersebut dilakukan dengan memperkuat 3T, pemeriksaan antigen bagi setiap delegasi serta menyiapkan infrastruktur surveilans berupa alat mesin whole genome sequensing (WGS) di Universitas Udayana, Bali, untuk mempercepat pemeriksaan sampel.

”Selama acara kita juga sediakan tes antigen untuk pendamping para delegasi, lalu harus daftar pakai barcode yang terhubung ke PeduliLindungi. Ini untuk memastikan semua sehat,” imbuh Menkes.

Selanjutnya yang ketiga, vaksinasi. Menkes menyebutkan, cakupan vaksinasi Covid-19 di Bali saat ini sudah sangat baik. Namun demikian, upaya meningkatkan laju vaksinasi masih diperlukan untuk memperkuat kekebalan tubuh di masyarakat.

Keempat, sistem perawatan. Sebanyak lima rumah sakit telah disiapkan untuk rujukan pelayanan kesehatan KTT G20. Di antaranya, RSUP Sanglah, RSUD Bali Mandara, RS Siloam, RS BIMC Nusa Dua, dan RS Universitas Udayana. Selain rumah sakit rujukan, juga disiapkan fasilitas kesehatan di setiap hotel yang dijadikan lokasi pertemuan G20.

 

Antusiasme Menyambut Tamu

Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Pemprov Bali memastikan, masyarakat Bali antusias menyambut tamu, menyukseskan acara, sampai dengan memanfaatkan peluang yang tercipta dari gelaran internasional, khususnya KTT G20.  Sejak sejumlah pertemuan rangkaian Presidensi G20 digelar di beberapa lokasi termasuk di Bali, masyarakat, khususnya pelaku ekonomi, telah berbenah. Bukan hanya untuk menyambut dan menyukseskan pertemuan, melainkan juga memanfaatkan berbagai peluang dari gelaran tersebut.

“Pendukung utama perekonomian Bali adalah pariwisata. Maka Presidensi G20 Indonesia makin membuka dan memberikan optimisme masyarakat untuk memacu kembali pergerakan ekonominya usai hantaman pandemi Covid-19,” kata Gede Pramana, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Pemprov Bali di Jakarta beberapa waktu lalu.

Itulah sebabnya, lanjutnya, masyarakat bergotong-royong memberikan layanan terbaik. KTT pada November nanti, yang menjadi puncak rangkaian pertemuan, dikatakan Gede Permana, akan membuka mata bahwa Bali dan Indonesia secara keseluruhan adalah tempat yang aman untuk acara berkelas dunia.

Gede Pramana juga memastikan bahwa aktivitas masyarakat selama penyelenggaraan KTT, tetap berlangsung seperti biasa. Namun di beberapa wilayah yang berdekatan dengan lokasi pertemuan, diminta untuk melakukannya secara daring. Misalnya, aktivitas pendidikan di beberapa sekolah dan universitas.

“Universitas Udayana, contohnya. Ada di daerah Badung yang dekat dengan lokasi. Sudah diminta untuk perkuliahannya dilakukan secara daring,” katanya.

Begitu pula dengan kegiatan perkantoran. Pemprov Bali juga telah mengeluarkan edaran selama penyelenggaraan KTT semua kegiatan dilakukan dengan mekanisme work from home (WFH). “Kecuali hotel dan pegawainya. Tentu ini dikecualikan karena memang fungsinya juga untuk mendukung kegiatan,” kata Gede Pramana.

Maka itu, Pemprov Bali pun telah menyiapkan wifi gratis di beberapa lokasi untuk tetap menjamin kegiatan masyarakat berlangsung dengan baik. “Ada 1.834 titik wifi gratis yang kami siapkan. Ini sudah kami sosialisasikan kepada masyarakat,” katanya.

Sementara itu terkait pengamanan, Pemprov Bali bekerja sama dengan pihak TNI dan Kepolisian Daerah Bali untuk memastikan antisipasi potensi kerusuhan atau hal yang mengganggu kegiatan KTT G20 bisa dilaksanakan. “Kami pun melibatkan sistem pengamanan berbasis Desa Adat atau yang kami sebut Sipandu Beradat. Di sini Pecalang akan memegang peranan penting,” ujarnya.

Sedangkan, Ketua Bali Tourism Board Ida Bagus Partha Adnyana, yang dihubungi terpisah, mengakui bahwa Presidensi G20 Indonesia 2022, dari gelaran side event hingga KTT-nya pada November mendatang, membangun banyak optimisme. Yakni, dalam waktu yang tidak lama, sektor pariwisata Bali dan Indonesia secara keseluruhan, bangkit usai dihantam pandemi Covid-19.

Pertama, katanya, ajang internasional negara-negara G20 tersebut secara ekonomi akan menjadi booster. “Seiring dengan perbaikan penanganan Covid-19, ajang ini membuat kunjungan wisata terjadi kembali. Kita mendapatkan berkah. Terbukti sekarang hotel-hotel mengalami peningkatan kunjungan. Bahkan bisa dikatakan normal,” katanya.

Kedua, dengan adanya KTT maka imej terhadap Bali sebagai kawasan yang sangat layak untuk gelaran internasional dan aman untuk dikunjungi jadi kian menguat. “Ini penting juga,” tegasnya.

Ketiga, pembangunan dan perbaikan infrastruktur menjadi faktor penting untuk menunjang sektor pariwisata bergeliat. “Beberapa pembangunan kan dilakukan khususnya saat presidensi dimulai. Ini berdampak pada kami juga,” katanya.

Namun begitu, hal utama yang memberikan optimisme para pelaku industri pariwisata dikatakan Agung adalah tingkat kunjungan wisatawan nasional maupun internasional. Bahkan kini kunjungan tersebut mencapai angka 10 ribu hingga 15 ribu per hari. Jika dibandingkan kondisi sebelum pandemi yang mencapai 30 ribu, artinya saat ini geliat pariwisata di Pulau Dewata sudah menyentuh separuh angka saat kondisi normal.

Baca berita kami lainnya di

banner 468x60