Gagal Panen, Petani Gorontalo Desak Balai Sungai Buka Pintu Air Irigasi

Gagal Panen
Petani Sawah di Pilohayanga Barat, Telaga, Kecewa Berat hingga Membakar Tanaman Padi yang Kering. (Foto Wahyono Mopangga)
banner 468x60

READ.ID – Gagal panen akibat musim kemarau beberapa bulan terakhir ini, petani sawah di desa Pilohayanga Barat, Kecamatan Telaga mendesak Balai Wilayah SungaiĀ  Sulawesi II Gorontalo, agar segera membuka pintu air irigasi.

Menurut petani, belum dibukanya pintu air itu berdampak pada tanaman padi menjadi kering dan kerdil, hingga menyebabkan gagal panen. Hal itu juga disebabkan tidak mendapatkan suplai air yang cukup untuk mengairi sawah.


banner 468x60

Fitri Mootalu salah seorang petani menyesalkan tindakan petugas irigasi yang dinilai tidak membantu kondisi sawah milik petani, karena musim kemarau sudah sejak dua bulan terakhir.

“Kami petani selalu menanyakan kepastian dibukanya pintu air irigasi. Mereka balai sungai maupun pemerintah beralasan bahwa irigasi di Badungan lagi diperbaiki. Padahal kami disini sangat memerlukan air untuk menghidupi tanaman padi,” katanya.

Tertutupnya pintu irigasi mengakibatkan 85 hektar sawah di Pilohayanga Barat terancam gagal panen karena tanah sudah mengalami kering dan retak.

“Ada kurang lebih delapan puluh lima hektare sawah disini dan semuanya terancam gagal panen. Sudah ada beberapa petak sawah sudah kering tanpa air dan tidak bisa diharapkan lagi tanamannya,” ungkap Fitri.

Dirinya menambahkan, bantuan dari dinas pertanian Kabupaten Gorontalo berupa mesin pompa air, tidak berfungsi secara maksimal karena debit air dalam tanah sudah kering.

Akibat kekeringan tersebut, para petani mengaku mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah karena biaya operasionalnya mulai dari tahap pengolahan bibit, biaya penggarapan sawah hingga biaya pupuk dan sarana produksi lainnya.

“Harapan satu-satunya adalah dibukanya pintu air walaupun hanya beberapa hari saja dan kami mohon untuk diperhatikan,” harap Fitri yang juga ketua kelompok tani.

Dirinya mendapati informasi jika pekerjaan irigasi itu akan selesai sampai bulan Desember.

“Kalau menunggu sampai bulan desember, bagaimana nasib kami dan hanya sawah ini mata pencaharian kami,” jelasnya.

Sementara Dinas Pertanian dan Perkebunan kabupaten Gorontalo, Rahmat Pomalingo menjelaskan, belum dibukanya pintu air irigasi di Pilohayanga karena masih dalam pekerjaan perbaikan dari Balai Wilayah Sungai Sulawesi II di Gorontalo.

Pihaknya sudah melakukan kordinasi sebelumnya dengan para petani dan Balai sungai agar menyelesaikan masalah itu.

“Kita sudah melakukan kordinasi dengan Balai sungai bahwa pekerjaan irigasi akan dipercepat bulan September ini, semoga akan segera diselesaikan,” ucap Rahmat.

Dimusim kemarau, Para petani sawah diharapkan bisa memasang solar cell atau alat untuk pengairan sawah yang dihasilkan dari tenaga surya, untuk menggerakan pompa air hingga 30 meter dalam tanah.

“Kalau wilayah yang memang kering sekali, kita akan mencoba memasang solar cell tapi tergantung petani agar bisa menghibahkan sedikit tanahnya,” tuturnya.

Pemerintah Kabupaten Gorontalo saat ini masih melakukan pendataan kepada para petani yang benar-benar mengalami gagal panen.

Sementara, data dari dinas pertanian, ada 800 hektare sawah padi di Kabupaten Gorontalo mengalami gagal panen akibat musim kemarau.

“Kita masih mendata kepada para petani lainnya yang gagal panen. Saat ini sudah ada 800 hektare sawah di kabupaten Gorontalo gagal panen. Petani yang merugi nantinya akan disalurkan benih hingga pupuk untuk digunakan nanti menanam padi,” tandas Rahmat.

Baca berita kami lainnya di


banner 468x60
banner 728x90