READ.ID,- Lagi-lagi, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Gorontalo mengumumkan update harga ikan segar minggu ketiga Mei 2025. Harga kakap dan tuna mendominasi pasar dengan Rp80.000 per kilogram, sementara ikan bandeng masih bertengger di level paling murah, Rp20.000 per kilogram.
Meski data harga ini rutin dirilis, kenyataannya di lapangan nelayan dan konsumen masih harus berjuang keras menghadapi fluktuasi pasar yang kerap bikin pusing. Harga ikan yang naik turun tanpa pola jelas membuat usaha para pelaku perikanan kerap terombang-ambing, sementara konsumen menuntut harga yang lebih masuk akal.
Kepala Bidang Perikanan Budidaya, Fahrul U. Amlain, menegaskan bahwa keterbukaan informasi harga adalah langkah strategis untuk “melindungi pelaku usaha”. Tapi, sejauh mana data ini benar-benar mampu menstabilkan pasar dan meningkatkan daya saing produk lokal?
“Kami dorong keterbukaan harga sebagai perlindungan bagi nelayan dan konsumen. Data ini penting untuk menentukan harga jual yang wajar dan membantu strategi pemasaran,” ujar Fahrul.
Namun, fakta di lapangan menyisakan banyak tanda tanya. Pasokan ikan segar yang kerap terhambat distribusi dan kebijakan harga yang belum menyentuh akar persoalan, masih menjadi pekerjaan rumah besar pemerintah.
Dinas Kelautan dan Perikanan mengaku akan memperkuat sinergi dengan koperasi nelayan dan pasar sentral. Namun, tanpa adanya terobosan nyata dan regulasi yang mengikat, upaya ini bisa saja hanya menjadi wacana tanpa dampak signifikan.
Di tengah maraknya produk impor dan harga pasar yang belum stabil, nasib nelayan Gorontalo tetap berada di ujung tanduk. Dukungan masyarakat untuk produk perikanan lokal tentu penting, tapi yang tak kalah penting adalah komitmen pemerintah dalam menstabilkan harga dan memastikan kesejahteraan pelaku usaha perikanan.*****