READ.ID – Jika melihat tren grafik kenaikan kasus pasien positif COVID-19 di Gorontalo dan perilaku masyarakat, diprediksi jumlah kasus kemungkinan bisa bertambah.
Pada tanggal 9 April 2020, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengumumkan kasus pertama positif COVID-19, yaitu berasal dari kluster GOWA.
Yaitu seorang warga asal Kecamatan Kabila, Bone Bolango, yang baru kembali dari pertemuan di GOWA Sulawesi Selatan.
Pada tanggal 15 April 2020, jumlah kasus COVID-19 pun bertambah. Sebagaimana konferensi pers yang disampaikan gugus tugas provinsi Gorontalo.
Pada tanggal 21 April 2020, jumlah kasus positif pun bertambah, namun kali ini tecatat merupakan kluster baru yaitu warga Kecamatan Dungingi yang baru kembali dari Kalimantan.
Pada saat itu pula jumlah kasus positif covid menjadi 7 orang, namun satu orang dinyatakan meninggal dunia.
Itu merupakan kasus pertama pasien yang dinyatakan meninggal dunia positif covid-19.
Berselang dua hari kemudian jumlah kasus positif COVID-19 bertambah 2 orang, tepatnya tanggal 23 April 2020, jumlah terpapar bertambah 5 orang.
Namun kali ini, jumlah kasus bertambah dari kalangan kluster GOWA, yang sudah menular ke anggota keluarga dari pasien sebelumnya.
Tanggal 23 April 2020, Gugus tugas kembali mengumumkan jumlah terpapar virus CORONA bertambah dua orang, satu merupakan kluster GOWA.
Satunya lagi warga Kota Gorontalo, yang pada saat itu belum diketahui riwayat perjalananya.
Dipenghujung April, tepatnya tanggal 28 April 2020, Gorontalo kembali bertambah 1 kasus positif COVID-19, yaitu seorang anak berumur 8 tahun.
Tak lain adalah anak dari pasien positif COVID-19 yang telah meninggal dunia.
Sehingga total jumlah pasien yang terkonfirmasi positif pada bulan April 2020 sebanyak 15 orang. Ada yang dinyatakan sembuh dan ada juga yang dinyatakan meninggal dunia.
Pada tanggal 4 Mei 2020 secara resmi pemerintah Provinsi Gorontalo menetapkan Gorontalo akan melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
7 Mei 2020 jumlah positif covid-19 di Gorontalo kembali bertambah sehingga total menjadi 19 orang.
Namun jumlah yang bertambah adalah dari orang terdekat dari pasien sebelumnya yang terkonfirmasi positif Corona.
13 Mei 2020, Gorontalo kembali ketambahan 2 kasus, yaitu satu dari keluarga pasien sebelumnya, satunya lagi adalah kluster baru yaitu Sukabumi.
Dua hari kemudian, tepatnya tanggal 15 Mei 2020 Gorontalo kembali ketambahan 1 kasus baru, yang merupakan warga Kota Gorontalo.
Gugus tugas menyebutnya Pasien 22, inilah awal transmisi lokal Gorontalo. Gugus Tugas belum mengetahui riwayat asal pasien 22 bisa positif COVID-19.
Sementara yang bersangkutan tidak pernah melakukan perjalanan dari luar daerah atau pun bukan merupakan keluarga pasien sebelumnya.
Pada hari itu juga Gugus tugas mengumumkan, total kasus positif 22 orang, sembuh 14 orang, dirawat 7 orang dan meninggal 1 orang.
Berselang satu hari, jumlah pasien positif bertambah satu orang. Namun sehari kemudian (17 Mei 2020) jumlah pertambahan kasus mulai meningkat, dimana Gorontalo ketambahan 5 orang positif. Satu orang warga Kelurahan Moodu, dinyatakan meninggal dunia.
Empat dari lima kasus baru pada 17 Mei 2020 tersebut merupakan kasus transmisi lokal dari pasien 22.
Namun pada tanggal 20 Mei 2020, informasi yang sangat mengejutkan, tiba-tiba Gorontalo, ketambahan 16 Kasus positif baru.
Yang sebahagian besar merupakan transmisi lokal Gorontalo, dari pasien 22, warga Kelurahan Padebuolo Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo.
Pada tanggal 21 Mei 2020, Kasus transmisi lokal penyebaran COVID-19 di Gorontalo, kembali menimpa warga Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo, gugus tugas menyebutnya dengan Pasien 44.
Naiknya jumlah kasus positif COVID-19, pemerintah daerah se-Provinsi Gorontalo, kembali mengambil langkah tegas menyepakati tidak melaksanakan Shalat Ied di lapangan ataupun Masjid dan akan menutup pusat perbelanjaan, kecuali toko yang menyediakan bahan makanan.
Seiring berjalannya waktu, kasus transmisi lokal Positif COVID-19 di Gorontalo terus bertambah baik yang menimpa warga Kota Gorontalo maupun di Kabupaten Gorontalo.
Meskipun pemerintah telah memperpanjang penerapan PSBB di Gorontalo, jumlah kasus masih terus bertambah, termasuk kasus baru pemudik asal perjalanan dari Manado Provinsi Sulawesi Utara.
Pada tanggal 22 Mei 2020, Kasus baru yaitu pemudik asal perjalanan Manado yang tinggal di Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo menambah daftar jumlah kasus positif di Gorontalo.
Hingga akhirnya di penghujung ramadhan, tepatnya tanggal 23 Mei 2020, jumlah kasus bertambah 9 orang, yang sebagian besar merupakan hasil tracking dari Pasien 46 asal Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo.
Ironisnya pertambahan jumlah kasus di Gorontalo, tidak menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk menahan diri tidak keluar rumah.
Bahkan ditengah ada warga Gorontalo keluarga kita sendiri yang sementara persiapan menuju tempat karantina pasien COVID-19, masih ada warga yang nekat berbelanja baju lebaran.
Petugas gabungan TNI-Polri, Satpol PP, Perhubungan, tak segan-segan sejak beberapa hari terakhir menutup paksa sejumlah toko pakaian, yang masih nekat melayani pembeli, meskipun harus kucing-kucingan dengan aparat.
Jumlah kasus positif COVID-19 lewat transmisi lokal diperkirakan bisa bertambah, mengingat hingga saat ini, malam lebaran Idul Fitri gugus tugas masih melakukan tracking. Karena kita tidak tahu dengan siapa mereka bertemu.
Jika melihat perilaku masyarakat yang tidak mengindahkan protokol kesehatan, tidak bisa menahan diri untuk tidak keluar rumah, pengawasan di perbatasan wilayah tidak diperketat, maka jumlah kasus Positif COVID-19 masih bisa bertambah.
Namun kita semua berharap, besok dan seterusnya tidak akan ada lagi kasus baru positif COVID-19 di Gorontalo.
Juru bicara gugus tugas Provinsi Gorontalo, dr. Trianto Bialangi, setiap kali mengumunkan perkembangan kasus positif COVID-19 menyempatkan meningatkan kita semua untuk waspada terhadap transmisi lokal, dan selalu mengikuti protokol kesehatan.
dr. Trianto Bialangi, pun sempat menangis saat mengumumkan ada tenaga kesehatan yang merawat pasien positif COVID-19.
Masih kurangkah kesadaran kita, akan jumlah ruangan isolasi di Rumah Sakit Aloie Saboe sangat terbatas dan juga jumlah tenaga medis yang terbatas bahkan ada yang sudah dinyatakan positif COVID-19.
Hingga saat ini, total data jumlah kasus positif COVID-19 Gorontalo, terkonfirmasi sebanyak 58 kasus, dirawat 37 orang, sembuh 19 orang, dan meninggal 2 orang.(RL/Read).