Menguji Gagasan Incumbent di 2024

Gagasan Incumbent
banner 468x60

READ.ID – Dosen Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Dr. Funco Tanipu, ST., M.A, menjelaskan bahwa gagasan dan pengetahuan incumbent perlu diuji jika ingin mencalonkan diri pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.

“Bagi incumbent (yang sudah duduk) maupun baru maju sebagai Caleg, silahkan cek secara detail gagasan dia dalam Pemilu 2019 lalu, lalu apakah itu bisa ia realisasikan selama lima tahun ini? Termasuk apa yang ia janjikan kepada Anda dan dapil Anda?,” ujar Funco, Sabtu (5/11).


banner 468x60

Tak cukup sampai di situ, Funco juga menegaskan apakah incumbent tersebut mengetahui tugas, kewenangan dan fungsinya sebagai Anggota Legislatif (Aleg)?

“Misalnya dalam konteks budgetting (penganggaran), dia tahu tidak soal bagaimana membaca APBN/APBD, dia tahu tidak soal mekanisme penyusunan RPJMD, dia tahu tidak bagaimana mekanisme perencanaan anggaran dan perumusan hingga soal rumus penentuan prioritas program dalam APBN/APBD/P? Cek juga apakah dia tahu dan bisa membaca RKA hingga DPA dari OPD/K/L?,” katanya.

Funco menjelaskan dalam fungsi legislasi, apakah Aleg tersebut bisa dan punya kemampuan serta pengalaman dalam penyusunan program legislasi? Dia bisa membaca dan mengetahui soal pembuatan Perda, UU dan regulasi? Apakah dia juga punya kemampuan dan pengalaman dalam regulatory impact assesment?

“Dalam konteks controlling, coba cek dan lihat apakah dia paham soal pengawasan reguler melalui dokumen-dokumen pelaporan kinerja K/L/OPD? Apakah dia tahu membaca LKPJ, apakah dia tahu soal hak interpelasi, bagaimana mengajukan hak angket, bagaimana nanti dia memperjuangkan aspirasi dapilnya?,” ujar Mantan Ketua HMPIG itu.

Funco menambahkan, pada Pemilu 2024 nanti kita ini sedang memilih Calon Legislatif dengan segala macam latar belakang, tidak sedang memilih Kepala Daerah. Aleg dan Kepala daerah (ekskutif) hampir sama derajatnya, namun beda kewenangan.

“Pemilihan ini adalah pemilihan yang bersifat rasional, bukan emosional. Rasionalitas pemilih didasarkan pada kinerja, gagasan dan komitmen dia jika terpilih nanti. Bukan diluar itu,” tandasnya.

Baca berita kami lainnya di


banner 468x60
banner 728x90