Opini  

Menyerahkan Segalanya kepada Keadilan

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

Oleh: Hamim Pou
Mantan Bupati Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.

Sudah tiga bulan saya jalani proses hukum ini. Bukan waktu yang sebentar, namun cukup untuk membuat saya belajar banyak hal tentang keikhlasan, keteguhan, dan pentingnya tetap menjaga kepala tegak walau ujian datang bertubi.

Setiap hari saya masuk ruang sidang dengan hati yang tenang dan keyakinan bahwa kebenaran akan menemukan jalannya sendiri. Satu demi satu saksi kami hadirkan. Satu demi satu dokumen dan fakta kami tunjukkan. Semuanya mengarah pada satu kesimpulan yang seharusnya tak terbantahkan: tidak ada kerugian negara, tidak ada perintah untuk memotong anggaran bantuan, dan tidak ada sepeser pun uang yang saya terima untuk kepentingan pribadi.

Apa yang terjadi sesungguhnya adalah kerja pemerintahan yang sah, sesuai dengan aturan yang berlaku. Bantuan untuk mahasiswa miskin dan berprestasi, untuk masjid, dan untuk rakyat kecil di daerah saya, bukanlah imajinasi politik atau rekayasa anggaran. Itu adalah amanah APBD yang dijalankan melalui SKPD sesuai ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan.

Bantuan itu telah sampai. Telah digunakan. Telah dinikmati oleh mereka yang memang membutuhkan. Kita bicara tentang anak-anak muda yang berjuang menempuh pendidikan tinggi dalam kondisi ekonomi sulit. Tentang jamaah masjid yang memperbaiki sarana ibadah mereka. Tentang rakyat kecil yang selalu menjadi alasan utama saya berada di jalur pengabdian ini.

Saya tahu, ruang sidang bukan hanya tempat pembuktian. Ia juga tempat penilaian moral dan pembacaan niat. Tapi saya tidak takut dinilai. Saya hanya ingin kebenaran dilihat sebagaimana adanya. Tanpa bising politik. Tanpa prasangka. Dan tanpa kepentingan di luar keadilan itu sendiri.

Kini, saya telah menjalani bagian saya. Saya telah menjelaskan, membuktikan, dan menunjukkan bahwa yang saya lakukan bukanlah kesalahan, apalagi kejahatan. Saya hanya seorang kepala daerah yang mencoba menjalankan amanah sebaik mungkin.

Selebihnya, saya serahkan segalanya kepada Allah dan pada keadilan yang masih saya percaya hidup di negeri ini.

Saya tidak minta dikasihani. Saya hanya minta dipahami. Dan saya percaya, waktu akan menunjukkan bahwa tidak semua yang diseret ke meja hijau adalah pesakitan. Sebagian hanya sedang menjalani ujian dari takdir dengan kepala tegak dan hati yang bersih.****

Catatan: Tulisan ini diambil dari kutipan status facebook Hamim Pou. Selebihnya dikembangkan oleh redaksi Read.ID.

Baca berita kami lainnya di