Monitoring Biofisik dan Pembinaan KOMPAK di Teluk Gorontalo Dorong Pengelolaan Konservasi Partisipatif

READ.ID,- Upaya mewujudkan pengelolaan kawasan konservasi perairan yang efektif dan berkelanjutan terus diperkuat di Provinsi Gorontalo. Satuan Unit Organisasi Pengelola (SUOP) Kawasan Konservasi Perairan Teluk Gorontalo melaksanakan kegiatan Monitoring Biofisik dan Pembinaan Kelompok Masyarakat Penggerak Konservasi (KOMPAK) Salvador, Rabu (4/6), yang berlokasi di Perairan Biluhu Timur, Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Gorontalo yang juga menjabat sebagai Pelaksana Harian Kepala Dinas, serta Tim Kerja Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, dan tim teknis SUOP.

Monitoring dilakukan dengan menyusuri kawasan konservasi dari muara sungai Kota Gorontalo hingga ke pesisir Batudaa Pantai, melalui jalur pesisir Tanjung Kramat. Fokus pengamatan mencakup kesesuaian zonasi ruang laut, kondisi tanda batas zona inti, serta fungsi sarana-prasarana konservasi seperti pondok dan papan informasi kawasan. Selain itu, dilakukan pula pencatatan kondisi biofisik seperti terumbu karang, padang lamun, ikan karang, dan keberadaan hiu black tip sebagai spesies indikator.

Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode underwater recording guna mencatat kerapatan dan keragaman biodiversitas ekosistem pesisir. Data ini akan digunakan sebagai basis evaluasi efektivitas pengelolaan kawasan konservasi (EVIKA) oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.

Plt. Kepala Bidang Pengelolaan Ruang Laut dan PSDKP DKP Provinsi Gorontalo, Hartaty Isima, menekankan pentingnya data lapangan sebagai dasar perencanaan kebijakan.

“Monitoring ini bukan hanya bagian dari evaluasi nasional, tapi juga menjadi fondasi perencanaan berbasis bukti. Kami mendorong agar pengelolaan kawasan tidak hanya bersifat top-down, tetapi juga partisipatif melalui peran aktif kelompok seperti KOMPAK,” ujarnya.

Sementara itu, Plh. Kepala DKP Provinsi Gorontalo, Misran Lasantu, menyebut bahwa sarana dan prasarana konservasi yang telah dibangun melalui Dana APBD DAK Tahun 2024 mulai menunjukkan hasil signifikan.

“Sarana yang telah tersedia memberi dampak langsung terhadap pelestarian sumber daya laut. Ke depan, penguatan perencanaan dan penganggaran akan menjadi prioritas dalam RENSTRA DKP 2025–2029,” kata Misran.

Monitoring biofisik dan pembinaan kelompok masyarakat akan dilaksanakan secara berkala di berbagai zona konservasi di Teluk Gorontalo. Program ini tidak hanya bertujuan menjaga keberlanjutan ekosistem pesisir, tetapi juga mendukung agenda ekonomi biru yang inklusif dan berbasis masyarakat.******

Baca berita kami lainnya di

Exit mobile version