Partisipasi Pemilih Gorontalo Ditargetkan Capai 80 Persen

FOTO: Salman

READ.ID,- Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Gorontalo bertekad untuk mensukseskan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif dan Presiden 2019. Salah satu caranya dengan menargetkan partisipasi pemilih minimal 80 persen.

Hal tersebut terungkap dalam Rapat Forkopimda untuk membahas Tahapan Kampanye Pemilu yang dipimpin oleh Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, Selasa (15/1/2019). Selain menghadirkan Ketua KPU Fadliyanto Koem dan Ketua Bawaslu Jaharudin Umar, rapat tersebut juga diikuti oleh Kapolda Gorontalo Brigjenpol Rachmad Fudail, Kajati Firdaus Dewilmar, Danrem 133/NW Kolonel Czi Arnold Ritiauw.

Hadir pula Kabinda, Kepala Pengadilan Tinggi, Danlanal, serta pimpinan OPD seperti Kaban Kesbangpol, Kaban Satpol PP serta Kadis PMD Dukcapil.

Beberapa hal yang berkembang dalam rapat tersebut di antaranya menyangkut sosialisasi pelaksanaan pencoblosan pada tanggal 17 April. Penyelenggara diminta untuk mengintensifkan sosialsiasi hingga ke desa-desa, mengingat ada perbedaan mendasar antara Pemilu tahun 2014 dan tahun 2019 ini.

“Sosialisasi ini sangat penting supaya target kita partisipasi pemilih di atas 80 persen dapat tercapai. Tadi ada saran dari Pak Kapolda untuk memberdayakan Babinkamtibmas, Babinsa untuk membantu KPU sosialisasi, tapi kita lihat lagi regulasinya apakah itu memungkinkan atau tidak,” terang Gubernur Rusli.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua KPU, Fadliyanto Koem. Menurutnya, meskipun pemerintah pusat menargetkan partisipasi pemilih di atas 75 persen namun pihaknya mematok minimal 80 persen.

Terkait dengan sosialisasi Pemilu 2019, pihaknya menyebut akan membentuk Relawan Demokrasi yang terdiri dari 55 orang di setiap kabupaten/kota. Relawan akan aktif bekerja untuk sosialisasi mulai dari bulan Februari hingga April nanti.

“Ada biaya operasionalnya. Mereka nanti akan segera kita beri bimbingan teknis,” jelasnya.

Untuk menyelesaikan berbagai persoalan kepemiluan di Gorontalo, berbagai unsur sepakat untuk mengintensifkan pertemuan formal dan non formal seminggu sekali. Hal itu dimaksudkan agar masalah di lapangan bisa segera diidentifikasi dan dicarikan jalan keluarnya.****

Baca berita kami lainnya di

Exit mobile version