READ.ID – Pemerintah memfasiliitasi infastruktur teknologi informasi dan komunikasi serta pengembangan ekosistem Usaha Mikro Kecil dan Menengah berbasis halal. Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM, Eddy Satria, mengatakan potensi UMKM berbasis halal sangat besar, Menurutnya, hal itu dllatari peningkatan populasi muslim dunia dan jumlah penduduk muslim Indonesia yang mencapai 229 juta jiwa (87,2 persen) dari total penduduk 273,5 juta jiwa.
“Kontribusi PDB ekonomi halal nasional yang mencapai US$3,8 miliar/tahun (engine of global halal economy). Selain itu, pengembangan pasar global untuk produk halal dan keemoat jumlah pelaku UMKM dan ruang lingkup aktivitasnya sangat terkait dengan industri halal,” ungkapnya dalam Diskusi yang digelar Forwada – Mikro Forum Syariah, dari Jakarta.
Hanya saja, menurut Eddy Satria, Indonesia harus menghadapi tantangan yang tidak mudah. Mulai dari belum masyknya Indonesia dalam 10 besar untuk produk makanan halal, media & rekreasi, serta farmasi & kosmetika. Kedua, Indonesia masih menjadi pasar produku halal dunia, karenanya kinerja ekspor produk halal perlu ditingkatkan.
Oleh karena itu, menurut Eddy Satria, penguatan rantai nilai industri halal perlu terus dilakukan secara berkesinambungan, seperti industri makanan dan minuman halal, pariwisata halal, fashion muslim, dan farmasi/ kosmetik halal.
Hal terakhir ada beberapa kendala yang perlu diselesaikan agar peran UMKM dalam industri halal bisa lebih optimal.
“Karena saat ini UMKM kita masih menghadapi kedala seperti proses produksi belum standar, permodalan, pasar, teknologi, informasi kurang,” ungkapnya.
Kepala Divisi IT Badan Aksesibilitas Komunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ari Soegeng Wahyuniarti, menuturkan pihaknya telah menyediakan infrastruktur dan ekosistem TIK untuk mendukung industri halal di Indonesia.
“Selain pembangunan sarana dan prasarana TIK, kita juga menggelar pelatihan Toko Online Bumdes dan UMKM Lokal 2020. BAKTI memfasilitasi sebanyak 100 UMKM/Bumdes dalam pelatihan yang diantaranya digital branding, marketing toko online dan pengelolaan toko online,” paparnya.
Menurut Ari, pada tahun 2021 akan digelar pelatihan UKM Digital disertai Akses Permodalan untuk pelaku UMKM bidang kuliner.
“Dengan target 800 UMKM dari 8 kota dan kabupaten. Rencananya Bakti Kominfo juga mengagendakan Pelatihan Toko Online Bumdes/UMKM 2021 dengan target 50 Bumdes atau UMKM lokal,” jelasnya.
Menurutnya, pelatihan untuk Bumdes/UMKM binaan BAKTI Kominfo berpotensi mendukung pengembangan industri halal Indonesia.
“Sebagaimana kriteria industri halal, yakni kerjasama dengan laboratorium pengujian halal, sistem pengelolaan air bersih sesuai persyaratan halal dan tenaga kerja terlatih dalam jaminan produk halal,” jelasnya.