banner 468x60

Presiden Kenakan Pakaian Adat Maluku di Sidang Tahunan MPR

Presiden Kenakan Pakaian Adat Maluku

READ.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenakan busana adat Tanimbar yang berasal dari Kabupaten Kepulauan Tanimbar Maluku saat menyampaikan pidato pada Sidang Tahunan MPR RI serta Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2023 di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta pada Rabu (16/8/2023).

Presiden bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo tampak tiba di komplek Gedung DPR RI sekitar pukul 08.30 Wib. Ibu Negara tampak anggun memakai kebaya berwarna coklat muda keemasan.

Rangkaian pidato kenegaraan itu sendiri dibuka oleh Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. Dilanjutkan dengan Pidato Pengantar Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI oleh Ketua DPD RI La Nyala Mattalitti.

Setelah dua tokoh itu menyampaikan pidato, Presiden menyampaikan pidato dalam rangka Penyampaian Laporan Kinerja Lembaga-Lembaga Negara dan Pidato Kenegaraan dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Kemerdekaan RI.

Dikutip dari jurnal Universitas Ciputra Surabaya yang ditulis oleh Ivona Maria Tanlain dkk yang berjudul “Penggunaan Bahan Tenun Ikat Tanimbar pada Busana Resort Wear” menyebutkan, kain tenun ikat Tanimbar berasal dari helaian benang yang diikat sesuai dengan corak pola hias dan dicelupkan kedalam pewarna alami.

Bagian yang diikat tidak terwarnai sehingga saat ditenun dapat membentuk motif-motif tertentu. Perbedaan letak geografis Indonesia yang terdiri dari berbagai pulau turut mempengaruhi keragaman motif kain tenun ikat.

Tenun ikat Tanimbar, memiliki kurang lebih 47 motif namun saat ini tersisa 7 motif akibat hasil akhir yang hanya berupa lembaran kain

Kain tenun ikat Tanimbar hanya digunakan untuk keperluan adat, tarian daerah, dan hadiah penyambutan kedatangan para petinggi-petinggi negara yang akan datang di Kepulauan Tanimbar.

Busana adat pria Tanimbar adalah teik (cawat) atau umban. Teik biasanya terbuat dari tenunan kain yang berukuran kecil yang dipakai untuk menutup alat kelamin pria sedangkan Umban adalah cawat yang terbuat dari tenunan yang berukuran sekitar 3 meter dan digunakan dengan cara diikat pada bagian pinggang pada saat upacara adat.

Pria Tanimbar menambahkan kelengkapan busana yang khas meliputi tatabun ulun (kain penutup kepala), somalea (hiasan dari cenderawasih yang telah dikeringkan dan menjadi hiasan yang diletakkan diatas kepala atau dahi), kmwenga (anting-anting emas atau perak) dan wangpar (gantungan emas di dada).

Baca berita kami lainnya di

banner 468x60