READ.ID,- Berbeda dengan pemilu sebelumnya, pemilu kali ini diwarnai dengan banyaknya warga yang rela merogoh kocek dalam-dalam untuk memberikan sumbangan dana kampanye bagi sosok yang didukungnya, termasuk yang ditujukan untuk tim Prabowo-Sandi. Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, mengatakan fenomena ini menunjukkan meningkatnya fenomena politik partisipatif yang masif. Ia mengaku sudah berkeliling ke 965 titik di seluruh Indonesia dan melihat banyak sekali masyarakat yang menyumbangkan dana kampanye secara langsung kepadanya.
Dalam acara Laporan Dana Kampanye Prabowo-Sandi, di Jakarta, Senin (31/12), Sandiaga Uno mengatakan walaupun jumlahnya tidak banyak, ia mengapresiasi dukungan itu. Tidak lupa, pihaknya selalu mencatat, dan memverifikasi siapa saja dan jumlah uang yang sudah diberikan, agar transparansi dana kampanye pun tetap terjaga, sesuai arahan dari KPU.
“Yang datang ngasih uang langsung Rp100 ribu- Rp150 ribu sangat sulit kita identifikasi. Ini bagian daripada politik partisipatif salah satu edukasi politik yang ingin Prabowo-Sandi katakan adalah kedepan bagaimana mereka ini ikut memperjuangkan perubahan yang mereka harapkan terutama dari segi kehidupan berbangsa yang lebih baik, kesejahteraan, perubahan ekonomi dan sebagainya. Banyak juga yang lewat langsung memberikan uang disitu maupun pada acara-acara yang saya hadir di mana dilakukan pengumpulan dana on the spot yang jumlahnya bervariasi,” ungkap Sandi.
Ditambahkannya, bentuk sumbangan yang diterima dari masyarakat pun cukup bervariasi, tidak hanya dalam bentuk uang langsung. Namun ada yang dalam bentuk kaos, spanduk, mobil dan lain-lain. Meski begitu, kata Sandi, berapa pun dan apa pun jumlah yang disumbangkan oleh masyarakat, dapat meringankan perjuangan Prabowo-Sandi dalam masa kampanye ini.
Sandiaga Uno adalah Penyumbang Terbesar Dana Kampanye
Laporan dana kampanye Pilpres tim Prabowo-Sandi mencatat bahwa dari periode 23 September 2018-28 Desember 2018 ada Rp54 miliar sumbangan yang masuk. Dari jumlah tersebut, Sandiaga merupakan penyumbang terbanyak dana kampanye pilpres yaitu sebanyak Rp39,5 miliar atau sekitar 70 persen. Prabowo Subianto sendiri menyumbang dana kampanye sebesar Rp13,054 miliar atau sekitar 24,2 persen. Sisanya berasal dari Partai Gerindra Rp1,39 miliar dan dari dana perorangan atau kelompok sebesar 0,1 persen.
Dari jumlah dana kampanye itu, jumlah pengeluaran untuk kampanye selama tiga bulan ini sudah mencapai Rp46,6 miliar. Pengeluaran tersebut digunakan untuk beberapa hal, antara lain pembelian alat peraga kampanye sebesar Rp6,02 miliar, operasional lain-lain sebanyak Rp2,9 miliar dan sebagainya.
Sandi pun menjelaskan bahwa sumber dana kampanye yang dia sumbangkan adalah berasal dari penjualan saham yang dimilikinya di PT Saratoga Investama Sdaya Tbk, dan juga dari penjualan aset-aset pribadinya.
“Kami juga berprinsip keterbukaan informasi semua saham yang dilepas sudah dilaporkan kepada OJK dan BEI dan sudah dilaporkan dalam laporan keterbukaan informasi. Itu sudah menjadi bagian daripada laporan publik dan saya yakin dengan tranparansi seperti itu. Ini memberikan satu contoh inspirasi agar proses pendanaan kampanye jelas, darimana sumbernya. Sumber saya jelas dari penjualan aset dan atau saham,” imbuh Sandi.
Tim Jokowi-Ma’ruf Juga Catat Meningkatnya Sumbangan Masyarakat
Ditemui secara terpisah, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Capres Cawapres nomor urut satu Jokowi-Ma’ruf, Abdul Kadir Karding juga menilai bentuk sumbangan dari masyarakat untuk dana kampanye sebagai hal yang positif. Artinya masyarakat sudah mulai melek politik di mana ingin berpartisipasi dalam hal yang positif, dan bukan malah menyebarkan berita hoax atau menjatuhkan satu sama lainnya.
“Baguslah, artinya bentuk partisipasi, orang kalau udah nyumbang berarti partisipasinya aktif, itu baik. Dan menurut saya itu harus didorong, agar masyarakat terlibat secara politik, dalam momentum-momentum apalagi seperti Pilpres. Itu penting sekali agar kedepan masyarakat bisa mengawal pembangunan, Kita bersyukur artinya pendidikan politik berjalan dengan baik, kemudian pengaruh medsos tidak semata-mata hal yang nyinyir ternyata ada dampak positifnya,” kata Abdul.
Ditambahkannya, masyarakat pun sudah banyak berpartisipasi untuk mengumpulkan dana kampanye buat Jokowi-Ma’ruf sendiri. Selain dalam bentuk uang, banyak masyarakat juga yang berinisiatif melakukan berbagai kegiatan kampanye yang dananya bersumber dari mereka sendiri.****
Sumber: VOA Indonesia