banner 468x60

Terdapat perbedaan jumlah penerima Vaksin di Gorontalo

Perbedaan Penerima Vaksin

READ.ID – Perbedaan data penerima Vaksin COVID-19 di Gorontalo antara data lapangan dan aplikasi, maka Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo melakukan validasi data capaian vaksinasi covid-19 Provinsi Gorontalo dengan pengelola data vaksin yang ada di kabupaten/kota.

Validasi data tersebut dilaksanakan di Hotel Grand Q, Kota Gorontalo, Rabu (13/10/2021).

Kepala Dinas Kesehatan dr. Yana Yanti Suleman mengungkapkan bahwa saat ini cakupan vaksinasi Covid-19 di Provinsi Gorontalo sedang meningkat, baik dosis 1, 2 maupun 3.

Akan tetapi pada pencatatan data manual maupun dari dashboard satu data vaksinasi KPCPEN, cakupan vaksinasi di Gorontalo terdapat selisih atau gap.

Cakupan vaksinasi Covid-19 dari dashboard KPCPEN tercatat sebanyak 43,10 persen sasaran dosis pertama, 20,30 persen dosis kedua dan 73,38 persen untuk dosis ketiga. Sementara untuk data pencatatan dan pelaporan manual, dosis pertama 46,90 persen, dosis kedua 20,35 persen serta 81,30 persen dosis ketiga.

Selain itu, untuk pemakaian vaksin oleh kabupaten/kota bersarkan aplikasi Sistem Monitoring Imunisasi Logistik Elektronik (SMILE) dengan data manual berbeda. Di mana pada SMILE tercatat sebanyak 85,57 persen, sementara manual sebesar 86,58 persen.

“Setiap kali melaksanakan vaksinasi bisa jadi ada selisih sekitar 0,5 persen antara dosis vaksin yang keluar dan disuntikan. Misalnya dari 10 dosis pada pelaksanaannya, kadang hanya 8 atau 9 dosis yang tercatat. Jadi kemungkinan ada gap atau ada selisih itu ada, tapi tidak terlalu banyak harusnya. Tetapi sekarang ini banyak. Selisih inilah yang akan kita bahas sekarang,” ungkap dr. Yana.

Lebih lanjut dr. Yana mengungkapkan terjadinya selisih data manual dengan Dashboard KPCPEN karena pengelola data vaksin dilapangan belum menginput.

Kemudian yang kedua, pada proses penginputan, KTP nya tercatat di kabupaten /kota yang lain. Ketika masyarakat Kota Gorontalo melakukan vaksinasi di kabupaten lain, maka secara otomatis di dalam dashboard KPCPEN pencatatannya mengikuti domisili. Di sinilah kadang terjadi gap.

“Belum lagi update datanya, jadi ketika sekarang ini terjadi percepatan vaksinasi, misalnya 5000 dosis, tentunya mereka tidak mampu untuk menginput 5000 juga saat ini. Mereka inputannya besok sehingga itu juga yang terbawa setiap hari sehingga gapnya semakin besar. Ketika mereka tidak mengupdatekan itu, maka solusinya adalah kita cocokan dulu data sekarang dan mulai besok harus terupdate supaya tidak ada selisih,” tambah dr. Yana.

Sementara itu, untuk mengurangi perbedaan penerima vaksin di Gorontalo, Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo Darda Daraba mengimbau agar Dinas Kesehatan membentuk tim khusus untuk memonitoring pengelola data vaksin, data SMILE dan pengelola aplikasi PCare yang ada di kabupaten/kota, puskesmas, polda, korem, lanal dan KKP.

“Jumlah orang yang divaksin dan vaksin yang keluar itu harus sama secara rata rata nasional provinsi,” ujar sekda Darda.

Validasi data tersebut akan berlangsung selama dua hari.

Baca berita kami lainnya di

banner 468x60