Viral Video Sapi Disemprot Cairan Merah, Diduga Diracun di Boalemo

READ.ID – Sebuah video yang beredar luas di media sosial menghebohkan warga Gorontalo, khususnya di Kabupaten Boalemo. Dalam video tersebut, tampak beberapa ekor sapi disemprotkan cairan berwarna merah di bagian kepalanya. Diduga, sapi-sapi ini diracun oleh oknum tak bertanggung jawab.

Meskipun lokasi pasti kejadian belum diketahui, kuat dugaan peristiwa ini terjadi di wilayah Kabupaten Boalemo. Aksi penyemprotan cairan yang diduga racun ini terekam dalam potongan-potongan video amatir dan tersebar dengan cepat di berbagai platform media sosial.

Hingga saat ini,  belum ada informasi resmi mengenai motif pelaku melakukan perbuatan keji ini. Peristiwa ini juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan peternak, mengingat sebelumnya sejumlah warga di Boalemo juga mengeluhkan sapi peliharaan mereka mati mendadak tanpa sebab yang jelas.

Peristiwa ini sangat meresahkan warga, terutama di Desa Mustika, Kecamatan Paguyaman, di mana kasus serupa telah terjadi berulang kali.

Sebelumnya, seorang warga setempat, Harton Bau, menjelaskan dalam kurun waktu Januari hingga Juli 2024, hampir 20 ekor sapi petani mati secara mendadak. Kasus ini sempat membuat geger warga karena dalam satu hari, tiga ekor sapi ditemukan mati secara bersamaan.

“Kami sangat resah dengan kasus ini, dari Januari hingga Juli ini sudah hampir 20 ekor sapi mati,” ungkap Harton.

Warga menduga kuat kematian sapi ini tidak wajar dan disengaja. Harton menambahkan, setiap sapi yang mati ditemukan ada bekas semprotan obat di kulitnya hingga melepuh.

Dugaan ini sejalan dengan video yang viral di media sosial, yang menunjukkan sapi-sapi disemprot cairan merah.

Kasus ini ternyata bukanlah hal baru. Harton mengungkapkan, peristiwa serupa sudah berlangsung sejak tahun 2016. Jika diakumulasikan, sudah lebih dari seratus ekor sapi yang mati diduga akibat diracun sejak saat itu.

Pihak warga mengaku sudah berulang kali mengadukan masalah ini kepada pemerintah daerah dan pihak kepolisian, namun hingga saat ini belum ada titik terang.

“Kami sudah tidak tahu mengadu ke siapa lagi, karena di kepolisian tidak terungkap pelaku, terkendala alat bukti,” keluh Harton.

Sementara itu, pihak Dinas Peternakan dilaporkan sudah mengambil sampel untuk diuji di laboratorium, namun hingga kini hasilnya belum juga keluar.

Hal ini membuat warga semakin cemas dan merasa tidak mendapatkan perlindungan. Mereka berharap ada tindak lanjut serius dari pihak berwenang untuk mengusut tuntas kasus yang telah merugikan banyak petani ini.

Baca berita kami lainnya di

Exit mobile version