WHO Luncurkan Vaksin Malaria Pertama di Dunia

FOTO: VOA Indonesia

READ.ID,- Pada Pekan Imunisasi Sedunia tahun ini, Badan Kesehatan Sedunia (WHO) meluncurkan vaksin malaria pertama di dunia. Para ilmuwan kini juga sedang menguji vaksin untuk HIV dan sedang bekerja keras membuat vaksin untuk melawan kanker.

Tanyakan kepada dokter anak mana pun tentang vaksin, dan jawabannya akan sama seperti yang saya dengar dari Dr. Peter Hotez, seorang profesor di Baylor College of Medicine.

“Vaksin adalah salah satu penemuan terbesar umat manusia,” ujarnya.

Program vaksinasi global telah berhasil memberantas penyakit cacar. Dan kini berupaya mengakhiri polio, penyakit yang telah membuat 350 ribu orang setiap tahun lumpuh. Berkat program imunisasi global, jumlah itu kini hanya mencapai 20 orang.

Pakistan dan Afghanistan adalah dua negara di mana virus polio masih ada.

Beberapa penyakit lain seperti cacar, polio dan campak hanya dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain. Walter Orenstein di Emory Vaccine Center mengatakan itulah sebabnya ketiga penyakit ini sedianya dapat benar-benar diberantas.

“Jika kita dapat memutus rantai penularan dari manusia ke manusia, kita dapat memberantas penyakit ini. Itulah sebabnya cacar dapat diberantas,” kata Orenstein.

Sebagian besar penyakit yang dapat dicegah lewat vaksin adalah penyakit yang disebabkan oleh virus. Misalnya campak, gondok dan cacar air; dan kini pada Pekan Imunisasi Sedunia diluncurkan vaksin untuk memberantas parasit penyebab malaria.

Dr. Pedro Alonso di Badan Kesehatan Sedunia WHO mengatakan Malawi, Ghana dan Kenya akan mulai memberikan vaksin kepada anak-anak dalam beberapa minggu mendatang. “Ini adalah vaksin pertama terhadap parasit penyebab malaria. Parasit merupakan organisme yang sangat rumit, jauh lebih rumit dibanding virus atau bakteri. Itulah sebabnya dibutuhkan waktu 30 tahun untuk mengembangkan vaksin pertama ini,” tukasnya.

Vaksin dapat benar-benar melindungi dua jenis kanker – kanker leher rahim dan kanker mulut yang disebabkan oleh virus HPV; dan kanker hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Kini para ilmuwan bekerja untuk mengembangkan vaksin melawan kanker payudara dan kanker mematikan lainnya.

Sementara uji coba vaksin HIV sedang dilakukan di Afrika Selatan, termasuk penelitian untuk mengembangkan vaksin HIV berbasis antibody.

Carl Dieffenbach adalah spesialis HIV di National Institutes of Health. Ia mengatakan obat-obatan anti-AIDS sudah membuat perbedaan besar dalam mengendalikan wabah tersebut.

“Kami memposisikan vaksin sebagai prioritas, bukan hanya untuk menghentikan wabah. Tetapi untuk benar-benar menyudahinya,” ujar Dieffenbach.

Dunia yang bebas dari penyakit-penyakit ini adalah dunia di mana orang dapat membesarkan anak-anak yang sehat, memiliki kehidupan yang baik dan keluar dari kemiskinan. Ini akan menjadi dunia di mana bukan saja warganya yang sejahtera, tetapi juga negaranya.******

 

Sumber : VOA Indonesia

Baca berita kami lainnya di

Exit mobile version