READ.ID – Nurhadi Taha mengaku bahwa ada Pungutan Liar atau Pungli kepada para pedagang pasca terbakarnya Pasar Dungingi beberapa waktu lalu.
“Saya dapat laporan jika ada pungli kepada para pedagang yang lapaknya terbakar,” Kata Nurhadi Taha, yang juga Sekretaris Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) Cahpter Gorontalo.
Menurutnya bahwa, pungli tersebut justru dilakukan oleh bukan pengelola pasar Dungingi yang resmi, dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Gorontalo.
Ia berharap kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, harus tahu kenapa terjadi kebakaran di Pasar Dungingi.
“Terkait legalitas sejumlah pelapak pasar Dungingi, semestinya di sosilisasikan oleh dinas terkait,” ujar Nurhadi Taha.
Dirinya justru menantang apakah kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Gorontalo tahu, adanya pungutan kepada pedagang yang menjadi korban kebakaran tersebut.
Ia menambahkan, hal ini bertujuan agar para pedagang ini benar-benar mendapat perlidungan atau jaminan dari pemerintah akan usaha perdagangan mereka.
“Kasihan kalau terkena musibah semacam ini, siapa lagi yang harus bertanggungjawab,” urainya.
Sebelumnya, pemerintah Kota Gorontalo ternyata sudah lama menyarankan, agar pedagang Pasar Dungingi yang berjualan diluar lahan milik pemerintah, untuk pindah ke lahan bangunan milik pemerintah yang berada diposisi tengah pasar.
Kepala bidang perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian kota Gorontalo, Adrianto Abdullah mengungkapkan, pihaknya telah berupaya merelokasi para pedagang untuk pindah dari sebelum kebakaran terjadi.
Padahal pemerintah telah menyediakan bangunan didalam pasar yang menjadi tempat dagang.
“Kita sudah berusaha agar supaya para pedagang pindah ke lapak yang dibangun pemerintah. Bangunan jualan itu sudah disediakan didalam pasar dan tinggal dipakai. Namun, pedagangnya tidak mau,” imbuhnya. (RL/Read.id)