READ,ID– Ketua bidang Dewan Pimpinan Nasional (DPN) partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Ratih Sanggarwati mengajak perempuan di tanah air menjadi pedagang atau pengusaha karena banyak potensi yang bisa digali menjadi pundi-pundi uang di sekitar kediaman saat masa pandemi Covid-19 seperti sekarang.
“Sebagai perempuan, kita harus berbuat banyak agar mendapatkan uang pada masa pandemi karena lebih banyak berada di rumah. Para perempuan punya kemampuan yang bisa dikembangkan untuk menambah penghasilan,” kata Ratih dalam keterangan, Senin (3/8).
Ratih, Motivator Pengembangan Diri, Komunikasi dan Interpersonal Skill mengatakan, setiap manusia terutama kaum perempuan punya kemampuan dasar yang sangat mungkin dikembangkan menjadi lebih baik lagi di saat pandemi Covid-19 yang tak diketahui kapan berakhir.
“Apa yang sudah terlihat, itulah potensi kita sekarang. Tetapi ada potensi yang belum diketahui di dalam diri kita yang bisa dikembangkan. Potensi paling dasar manusia itu adalah pedagang atau pengusaha,” kata dia.
Artinya, secara isyarat fisik maupun non fisik manusia adalah seorang pedagang. Potensi fisik adalah usaha yang membutuhkan keterampilan atau kreatifitas tertentu, sementara potensi non fisik lebih pada ide atau pemikiran, sehingga mendapatkan jasa.
“Jadi saya katakan, bohong kalau seseorang mengatakan tidak bisa berdagang. Dokter saja memperdagangkan ilmu dan mengobati pasien, guru juga memperdagangkan ilmunya, apalagi lawyer. Mereka dibayar dengan gaji atau uang karena jasanya, karena semua prinsipnya adalah pedagang,” papar Ratih.
Perempuan berhijab ini berharap perempuan yang punya potensi fisik maupun non fisik bisa saling berkolaborasi dan bekerja sama untuk menjual produk-produk yang mereka hasilkan. Produk yang mereka hasilkan bisa dipasarkan di situs jual beli online, facebook, instagram atau komunitas.
“Ada yang membuat produknya, seperti handycraft. Tapi ada juga yang tidak bisa membuat produknya, tapi punya kemampuan untuk menjual. Kalau pakai baju atau kacamata, misalkan selalu diingini orang lain. Menyambungkan saja atau reseller, itu sudah potensi. Ini lahan di bidang jasa,” sambung dia.
Karena itu, wanita cantlk ini menilai, kaum perempuan tak perlu malu menjadi seorang broker atau reseller. Karena mereka menjual jasa berupa ide atau pemikiran yang tidak dimiliki semua orang. “Jangan malu menjadi broker karena produsen memerlukan reseller. Ada yang jadi produsen dan ada reseller. Jika semua perempuan berkolaborasi tentu perempuan Indonesia akan berdaya.”
Ditambahkan, dalam menggali potensi, jangan terlalu memikirkan keuntungan besar terlebih dahulu. Lebih baik memikirkan inovasi atau kreatifitas, dan melihat orang-orang di sekeliling yang bisa membantu pengembangan usaha.
“Dalam pandemi Covid-19 saat ini, mencari uang Rp 100 ribu tidak mudah. Sopir Grab (taxi/ojol, red) saja yang biasa dapat Rp 250 ribu, sekarang hanya Rp 75 ribu. Keuntungan tiga ribu, lima ribu memang kecil, tetapi kalau kita giat ada 30 orang saja, Rp 100 ribu tentu mudah ditangan. Kuncinya, kolaborasi atau bekerja sama,” demikian Ratih Sanggardewi.