READ.ID – Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur (Jatim) Emil Elistianto Dardak menyampaikan pemulihan ekonomi harus tetap jalan walau pandemi Covid-19 masih tetap berlangsung.
Itu disampaikannya saat membuka Konferensi Cabang (Konfercab) GP Ansor Kabupaten Blitar ke-14 di Ponpes Mamba’us Sholichin 2 Desa Sumber Kecamatan Sanankulon, Minggu (20/12/2020)
Dalam kesempatan itu, Emil menuturkan kondisi sekarang ini masyarakat cenderung berpotensi berbeda pendapat mengarah kepada permusuhan dan cenderung dianggap sebagai gerakan radikalisme.
Maka dari itu, untuk upaya mengantisipasi perpecahan, menurutnya, kita dituntut untuk memahami globalisasi digital salah satunya. Sehingga, kita tidak mudah termakan seperti isu-isu yang bersifat adu domba, hoax, radikalisme, lebih-lebih faham rasisme.
“Saatnya GP Ansor melek tehnologi. Hal ini untuk mengantisipasi perpecahan. Sebab, beda pendapat sekarang sudah banyak yang digoreng goreng dan cenderung mengarah pada permusuhan dan cenderung dianggap sebagai gerakan radikalisme,” tuturnya.
Sementara perputaran roda ekonomi khususnya di masyarakat, kata dia, harus juga tetap berjalan meski sisi lain harus tetap mencegah penyebaran penyakit tersebut.
“Walaupun struktur perekonomian dalam negeri sebagian besar ditopang oleh sektor perdagangan, manufaktur, dan transportasi. Maka, upaya merekomendasi sejumlah pemulihan ekonomi, seperti berjalannya kembali aktivitas perdagangan, menjadi prioritas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim, namun tetap memberlakukan protokol kesehatan secara disiplin,” kata Emil.
Lanjut Emil, dari dampak pandemi covid-19 yang diperkirakan panjang ini, akan mempengaruhi kecepatan pemulihan kinerja sektor perdagangan. Sehingga terdapat beberapa keberpihakan yang harus dilakukan pemerintah untuk menyelamatkan sektor prioritas tersebut.
Namun begitu, Pemprov Jatim tetap mendukung pengembangan industri kreatif, termasuk industri berbasis media digital melalui penyediaan fasilitas dan sarana berupa tempat yang representatif, jaringan internet, dan pendampingan bisnis digital, serta pelatihan-pelatihan intensif dari para ahli.
“Lebih-lebih untuk pengembangan pondok pesantren (Ponpes) harus punya kemampuan serap tehnologi untuk peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan nilai jual pondok pesantren. Saya harap ada kiat baru, yakni “One Pondok Pesantren One Product”, artinya untuk menopang regulasi perekonomian, serta menopang peningkatan kesejahteraan Ponpes itu sendiri,” beber Wagub yang juga mantan Bupati Trenggalek.
Sehingganya perlu diprioritaskan dengan menaikkelaskan Ponpes melalui penambahan kapasitas, peningkatan keterampilan dan kualitas SDM yang mengarah bisa menjadi pelaku usaha.
“Ditambah lagi dengan penggunaan teknologi tepat guna, digitalisasi, serta perluasan akses pasar melalui kegiatan promosi,” tambahnya.
Lebih lajut Emil mengatakan, untuk memastikan keberlangsungan pembangunan berbagai infrastruktur, khususnya proyek infrastruktur yang berdampak besar bagi ekonomi rakyat dan pemulihan ekonomi di era adaptasi kebiasaan baru, menurut dia, salah satunya dengan memanfaatkan proyek strategis nasional (PSN) yang berlokasi di daerah, dengan dihubungkan untuk pergerakan UMKM.
“Selain itu, iklim investasi juga perlu dijaga. Baik yang berskala besar maupun yang kecil,” pungkasnya.
(Didik/Read)