BRIN Deteksi Dini Munculnya Penyakit Infeksi Dengan Metode EWARS

Deteksi Dini Penyakit Infeksi Dengan Metode EWARS

READ.ID – Indonesia dinilai perlu memperkuat ketahanan kesehatan untuk menghadapi kegawatdaruratan kesehatan berikutnya setelah pandemi Covid-19.

Implementasi penelitian multidisiplin, pedoman dan kerangka kerja pada kegawatdaruratan bidang kesehatan masyarakat sangat penting untuk meningkatkan mitigasi dan respons dalam keadaan darurat kesehatan.

Pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa penelitian kedaruratan diperlukan pada berbagai kebijakan, tanpa merugikan kepentingan negara dan masyarakat, sebagaimana perlunya percepatan hasil penelitian obat dan vaksin untuk memerangi pandemi dan kondisi krisis lainnya. Oleh karena itu, diperlukan serangkaian langkah sistematis untuk meningkatkan kualitas penelitian dalam situasi darurat.

Sebagai upaya untuk meningkatkan penelitian kegawatdaruratan kesehatan, Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi, Organisasi Riset Kesehatan (ORKH), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan Guest Lecturer dengan tema “Emerging Pandemics; What Can We Do To Prevent The Next One?” pada Jum’at (27/10).

Webinar yang berkolaborasi dengan  Montpellier dan IHU, serta Supporting FR-IDN Research Collaboration ini bertujuan untuk memperoleh informasi terkini tentang rencana riset ke depan.

Kepala ORKH BRIN, NLP Indi Dharmayanti mengatakan dalam sambutannya, kemampuan untuk mengenali penyakit-penyakit yang berpotensi menyebar secara epidemiologi adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh pemerintah. Beberapa penyakit menular yang muncul seperti Covid-19, virus hepatitis, cacar monyet belum dapat ditangani dengan cepat melalui sistem peringatan dini.

“Untuk meningkatkan keterampilan deteksi ini pada berbagai tingkat, diperlukan teknologi dan inovasi baru. Kami berharap untuk menemukan ide-ide baru yang akan membantu pemangku kepentingan dalam memperkuat sistem kontrol dan respon terhadap berbagai penyakit yang dapat menyebabkan wabah di masa depan,” ujar Indi.

Indi juga berterima kasih kepada kedutaan Perancis yang sudah mendukung program ini, dia berharap dapat meningkatkan kolaborasi dan memperkuat kompetensi para peneliti melalui berbagai mekanisme yang ada.

Sementara itu Peneliti Ahli Madya PR Kesehatan Masyarakat dan Gizi BRIN, Masdalina Pane, menjelaskan dalam paparannya tentang “EWARS for Next Pandemic”, bahwa keterlambatan dalam mendeteksi penyakit-penyakit emerging sangat tergantung pada initial case, varian of concern dan controlling.

Masdalina menganilisis pengaruh dari contact tracing program pada waktu masa pandemi Covid-19, yang dilakukan di 10 provinsi dan 62 kabupaten/kota. Menurutnya program ini cukup efektif dan memiliki pengaruh rendah secara ekonomi dibandingkan dengan pembatasan pada skala luas.

“Saat ini kita berada pada fase interpandemic, dimana pandemi sudah berakhir tetapi kemungkinan terdapat pandemi yang lain setelah Covid-19. Maka yang harus dilakukan adalah bagaimana menilai EWARS (Early Warning Alert Response and System) untuk bisa mendeteksi kasus-kasus awal,” jelasnya.

Masdalina juga menjelaskan apa yang sedang dikembangkan dalam risetnya yaitu mengumpulkan semua kemungkinan yang berasal dari data rutin untuk bisa dinilai sensitifitasnya dengan membandingkan retrospektif dengan data covid yang sudah ada.

Konsep yang digunakan pada risetnya adalah konsep surveilans yaitu kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi, tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit untuk memperoleh informasi guna mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien.

“Rekomendasi yang dihasilkan adalah bahwa seharusnya pengendalian harus lebih ke hulu, bagaimana bisa melakukan persiapan deteksi dini melalui perkembangan spesimen yang ada, dan BRIN memiliki potensi besar untuk melakukan deteksi dini berbagai penyakit infeksi emerging yang berpotensi wabah,” ungkap Masdalina

Baca berita kami lainnya di

Exit mobile version