Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo Bahas Konsep Wisata Geopark 

Dinas Pariwisata Gorontalo

READ.ID – Berbagai isu menarik menyangkut pengembangan destinasi wisata, dibahas dalam diskusi Kopi Lolango yang dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo.

Konsep diskusi Kopi Lolango, kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo Refli Katili, merupakan kegiatan perdana, yang bernuansa informal dan mengalir secara dua arah, dan berbagai pihak.

Refli Katili menyampaikan, point penting yang dibahas dalam diskusi kali ini terkait Geopark Gorontalo menuju Geopark Nasional.

Adapun konsep Geopark tersebut mempunyai tujuan untuk menjadikan destinasi wisata di Gorontalo lebih bernilai dan berbobot. Karena, warga tidak hanya menikmati destinasi wisata saja, tetapi dengan destinasi yang dibungkus dengan geopark ini, dapat memberikan nilai manfaat bagi masyarakat yang ada di destinasi wisata tersebut.

“Tujuan yang kedua dari konsep Geopark, yakni memiliki unsur edukasi. Sehingga saat orang berkunjung, para pengunjung dapat disuguhkan dengan cerita rakyatnya, serta memiiki unsur pesan pendidikan yang disampaikan,” ungkap Refli, Selasa (23/2/2021).

Selanjutnya, untuk tujuan ketiga yaitu konsep pelestarian. Masyarakat diharapkan dapat turut menjaga destinasi wisata tersebut. Yang daapt meningkatkan nilai ekonomi, sehingga pendapatan masyarakat bertambah. Sehingga mau atau tidak, masyarakat dengan sendirinya akan menjaga pelestarian destinasi.

“Konsep ini juga memberikan nilai tambah, bahwa destinasi itu tidak semata-mata menikmati pemandangan alamnya, tetapi banyak faktor lainnya,” tambahnya.

Menurutnya, jika konsep ini dilaksanakan, maka dengan sendirinya akan melibatkan berbagai sektor yang berada di dalamnya. Karena tidak hanya dinas pariwisata sendiri, tetapi ada pihak lain, seperti kementerian, dan perangkat daerah juga turut terlibat. Baik pendidikan kebudayaan, ESDM, pertanian dan perikanan juga akan terlibat didalamnya.

Sementara itu, Kepala Bappeda Provinsi Gorontalo Budiyanto Sidiki mengatakan, untuk memenuhi syarat geopark sendiri, harus didukung oleh riset. Sebab, percuma hal ini diusulkan, apabila di telusuri riset nya tidak pernah ada. Baik dalam bentuk jurnal, efidens yang membuktikan bahwa benar-benar itu dilandasi oleh fakta.

“Makanya, dalam kurung waktu dua tahun ini, kegiatan yang dilakukan adalah melakukan riset, baik terhadap geologi, keanekaragaman hayati dan budaya, untuk kemudian diusul menjadi satu bundel untuk ditetapkan,” jelas Budiyanto.

Selanjutnya, tim pun akan datang untuk melihat riset tersebut. Jika mereka melihat warisan memiliki keunikan berstandar internasional maka dapat di tetapkan sebagai higeorites. Nah, syarat dari higeorites tersebut, menjadi syarat untuk ditetapkan sebagai geopark.

Ia melanjutkan, pihaknya optimis atas langkah-langkah yang dilakukan ini. Sebab, pihaknya telah melihat sendiri bentuk-bentuk geopark di tempat lain. Misalnya, dengan melakukan riset di negara Jepang dan Jerman.

“Nah, Berbicara di Gorontalo, maka salah satu yang dapat memenuhi syarat tersebut seperti destinasi Ota Jin di Gorontalo Utara,” sebut Budiyanto.

Pihaknya pun meminta dukungan dari media massa dan komunitas untuk membentuk kesadaran dari masyarakat, terutama mengenai masalah lingkungan yang masih ditemukan sampah-sampah plastik dan limbah.

“Tentunya, kami tetap membutuhkan pihak media dan komunitas untuk menyebarkan informasi sebagai bentuk edukasi secara bertahap. Sehingga, biila masyarakat menerima manfaat, maka dengan kesadaran sendiri, masyarakat dapat memperbaiki kawasan destinasi wisata tersebut,” tandasnya.

Tidak hanya itu, pihaknya pun akan merangsang hal tersebut, dengan melakukan kompetisi pengelelolaan destinasi wisata, tandasnya.

(Rinto/Read)

Baca berita kami lainnya di

Exit mobile version