banner 468x60

Idris Harap Peran Perdatin Gorontalo Tingkatkan Pelayanan Kesehatan

Perdatin Gorontalo
Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim berharap Pengurus Perhimpunan Dokter Anestesi dan Terapi Intensif Indonesia (Perdatin) Provinsi Gorontalo, dapat berperan meningkatkan pelayanan kesehatan di daerah setempat.

READ.ID – Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim berharap Pengurus Perhimpunan Dokter Anestesi dan Terapi Intensif Indonesia (Perdatin) Provinsi Gorontalo, dapat berperan meningkatkan pelayanan kesehatan di daerah setempat.

Idris menuturkan, Pemprov Gorontalo melalui program unggulan di sektor kesehatan terus berupaya meningkatkan pelayana kesehatan kepada masyarakat. Berbagai program strategis dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, di antaranya pembangunan sarana prasarana kesehatan dan peningkatan sumber daya manusia di sektor kesehatan.

“Para dokter ahli Anestesi ini sangat dibutuhkan perannya dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang menjadi bagian dari visi Pemprov Gorontalo,” ujar Idris saat menghadiri pengukuhan Perdatin Provinsi Gorontalo periode 2019-2022 di Hotel Horison Ultima Nayumi, Kota Gorontalo, Minggu (16/2).

Pengurus perdatin yang baru dikukuhkan langsung oleh Ketua Ikatan Dokter (IDI) Wilayah Provinsi Gorontalo dr. Irianto Dunda. Usai dilantik, jajaran pengurus Perdatin Provinsi Gorontalo yang diketuai oleh dr. Romdon Purwanto, Sp.An, KIC membaca janji pengurus yang dipandu oleh Ketua Umum Perdatin Prof. Dr. dr. Syafri K. Arif, Sp.An, KIC, KAKV.

“Tadi ada sembilan teman sejawat yang dilantik sebagai pengurus Perdatin Gorontalo. Hal pertama yang harus diselesaikan oleh jajaran pengurus bagaimana mal distribusi yang ada di Gorontalo ini kita selesaikan bersama. Ada empat rumah sakit di Gorontalo yang belum tersentuh belum mendapatkan layanan anestesi,” kata Ketua Umum Perdatin Syafri K. Arif dalam sambutannya.

Syafri menjelaskan, tanpa dokter Anestesi sebuah rumah sakit tidak layak untuk diakreditasi. Dokter Anestesi tidak hanya identik dengan pemberian pembiusan di kamar operasi, tetapi harus bisa menangani pasien kritis di Intensive Care Unit (ICU), penanganan nyeri, dan penganganan di Instalasi Rawat Darurat (IRD).

“Kalau tidak ada dokter Anestesi bagaiman pasien bisa ditangani dengan baik. Ini yang menjadi tantangan kita ke depan agar setiap rumah sakit memiliki dokter Anestesi,” tandasnya. (Adv/RL/Read)

Baca berita kami lainnya di

banner 468x60