banner 468x60

Pelajar SMA di Harapkan Jadi Agen Moderasi Beragama di Tahun Tolenransi

Moderasi Beragama
banner 468x60

READ.ID – Untuk membangkitkan semangat para pelajar dalam bertenggang rasa, toleran, menghormati persaudaraan dan menghargai keragaman, maka dilaksanakan kegiatan Moderasi Dari Sekolah, yakni Pelajar Sebagai Agen Moderasi Beragama di Tahun Toleransi di SMA Negeri 1 Telaga, Sabtu (12/3/2022).

Dir Intelkam Polda Gorontalo Kombes Pol Hendri Hotuguan Siregar, SIK menyampaikan, moderasi harus dipahami sebagai bentuk komitmen dalam menjaga keseimbangan yang paripurna.

Sebab, setiap kita, apa pun suku, etnis, budaya dan agamanya harus saling mengisi satu sama lain.

“Artinya, moderasi beragama bertujuan agar kita satu sama lain saling memiliki tenggang rasa”, ungkap Hendri Hotuguan Siregar.

Menurutnya, meskipun bukan negara agama, tetapi masyarakat Indonesia lekat dengan kehidupan beragama dan kemerdekaan beragama dijamin oleh konstitusi.

Tidak hanya itu, menjaga keseimbangan antara hak beragama dan komitmen kebangsaan pun, menjadi tantangan bagi setiap warga negara.

“Olehnya, moderasi beragama merupakan perekat antara semangat beragama dan komitmen berbangsa”, jelasnya.

Pihaknya pun menjelaskan, tentang bagaimana konsep mempertahankan suatu negara, yakni menjadikan satu bahasa yaitu bahasa Indonesia.

Lebih lanjut, Hendri Hotuguan menyatakan, ekstremisme dan terorisme harus dicegah dan tanggulangi bersama.

“Jangan dibiarkan tumbuh dan berkembang, karena Intoleransi, radikalisme dan terorisme adalah musuh kita bersama”, tegasnya.

Terakhir, dirinya berpesan kepada para siswa SMA Negeri I Telaga, yaitu sebagai calon pemimpin masa depan harus melihat Indonesia dengan penuh kecerahan.

“Artinya, pemimpin yang bisa membawa agama di dalam negara dengan penuh kebijaksanaan dan kelemahlembutan”, pesannya.

Sementara itu, Ketua Komisi Dakwah MUI Provinsi Gorontalo Sabara Karim Ngou mengatakan, mengaku bangga atas kegiatan sosialisasi moderasi beragama di SMA 1 Telaga.

Sebab, seperti diketahui bersama, usia para pelajar seperti ini, yang hidup diera digitalisasi, sangat mudah menemukan paham-paham radikalisasi di media-media sosial.

Dirinya mengharapkan, mudah-mudahan dengan terselenggaranya kegiatan ini, dapat memberikan benteng kepada anak-anak sedini mungkin.

Sehingga, kata Sabara, mereka akan memahami bahwa agama ini mengajarkan kesejukan, dan menghargai antara yang satu dengan yang lainnya, tutur Sabara.

“Untuk itu, mewakili Komisi Dakwah MUI Provinsi Gorontalo, menyambut baik kegiatan sosialisasi seperti ini dan berharap juga dilaksanakan di sekolah-sekolah lainnya yang ada di kabupaten/kota”, harapnya. (Rinto)

Baca berita kami lainnya di


banner 468x60
banner 468x60