KNKT Rilis Kronologi Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ-182

Pesawat Sriwijaya Air SJ-182
banner 468x60

READ.ID – Komite Nasional Keselamatan Transportasi ( KNKT), Rabu (10/2/2021), merilis kronologi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di Kepulauan Seribu, Jakarta pada Sabtu 9 Januari 2021 lalu.

KNKT memaparkan kondisi pesawat sebelum dan detik-detik pesawat Sriwijaya jatuh. Rilis ini berdasarkan rekaman flight data recorder atau salah satu bagian hitam dari kotak hitam pesawat tersebut, serta data dari air traffic controller (ATC) Bandara Soekarno-Hatta.


banner 468x60

Ketua Sub-Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Kapten Nurcahyo Utomo mengatakan, pada tanggal 9 Januari 2021, pesawat udara dengan Boeing 737-500 registrasi PK-CLC itu, diawaki oleh 2 pilot, 4 awak kabin dan membawa 56 penumpang.

Pada pukul 14.36 WIB, pesawat berangkat dari Bandara Soekarno Hatta di landasan pacu 25R. Setelah tinggal landas, pesawat terbang mengikuti jalur keberangkatan yang sudah ditentukan sebelumnya (ABASA 2D). Kemudian Flight Data Recorder (FDR) merekam sistem autopilot aktif (engage) di ketinggian 1.980 kaki.

“FDR mencatat bahwa pada ketinggian 1.980 kaki, autopilot mulai aktif atau engage,” ujar Soerjanto dalam konferensi pers, Rabu (10/2/2021).

Pihaknya menjelaskan, masalah pada pesawat Boeing 737-500 itu bermula saat mencapai ketinggian 8.150 kaki. Dimana pada saat melewati ketinggian 8.150 kaki, tuas pengatur tenaga mesin (throttle) sebelah kiri bergerak mundur (tenaga berkurang) sedangkan yang kanan tetap.

Kemudian pada pukul 14.38 WIB, karena kondisi cuaca, pilot meminta kepada pengatur lalu lintas udara (ATC) untuk berbelok ke arah 075 derajat dan diizinkan.

“Pada ketinggian 8.150 kaki, throttle atau tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri bergerak mundur, kata Nurcahyo. Tenaga mesin atau putaran mesin juga ikut berkurang, sedangkan mesin sebelah kanan tetap,” jelasnya.

Kemudian ATC memperkirakan perubahan arah tersebut akan membuat SJ-182 berpapasan dengan pesawat lain yang berangkat dari Landas Pacu 25L dengan tujuan yang sama. Oleh karena itu ATC meminta pilot untuk berhenti naik di ketinggian 11.000 kaki.

Pukul 14.39.47 WIB, ketika melewati 10.600 kaki dengan arah pesawat berada di 046 derajat, pesawat mulai berbelok ke kiri. Tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali bergerak mundur sedangkan yang kanan masih tetap.

ATC memberi instruksi untuk naik ke ketinggian 13.000 kaki dan dijawab oleh pilot pukul 14.39.59 WIB. Ini adalah komunikasi terakhir dari pesawat Sriwijaya Air SJ-182 pada pukul 14.40.05 WIB. FDR merekam ketinggian tertinggi pesawat Sriwijaya yaitu 10.900 kaki.

“Ini adalah komunikasi terakhir yang terekam di rekaman komunikasi pilot di ATC Bandara Soekarno Hatta,” ucapnya.

Kemudian Pesawat mulai turun, autopilot tidak aktif (disengage) ketika arah pesawat di 016 derajat, sikap pesawat posisi naik (pitch up), dan pesawat miring ke kiri (roll). Tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali berkurang sedangkan yang kanan tetap.

“Pukul 14.40.10 WIB, FDR mencatat autothrottle tidak aktif (disengage) dan sikap pesawat menunduk (pitch down). Sekitar 20 detik kemudian, FDR berhenti merekam data,” ungkap Ketua Sub-Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Kapten Nurcahyo Utomo.

(RL/Read)

 

 

Baca berita kami lainnya di


banner 468x60
banner 728x90