banner 468x60

Bandingkan Korban Covid 19 Dengan Korban Kecelakaan Lalu Lintas, Mahfud MD Menuai Kecaman

READ.ID– Wakil Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPR RI, Saleh Partaonan Daulay mengatakan, sangat tidak bijak kurang tepat pernyataan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Prof Mahfud MD yang membandingkan kematian akibat kecelakaan lalu lintas (lalin) dengan serangan wabah virus Corona (Covid-19).

Sebab apa pun alasannya, keselamatan diri dan jiwa warga negara adalah tanggung jawab negara. “Lagi pula, kenapa perbandingannya kecelakaan lalu lintas dan beberapa penyakit katostropik? Kenapa tidak sekalian dibandingkan dengan kematian akibat perang dunia II? Kematian akibat perang dunia pasti jauh lebih banyak,” kata Saleh dalam siaran pers yang diterima awak media, Kamis (28/5).

Ya, seperti diberitakan media massa sebelumnya, anak buah Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kabinet Indonesia Maju (KIM) Mahfud MD yang membandingkan kematian akibat kecelakaan lebih tinggi dibandingkan dengan wabah virus Corona.

“Saya menilai, pernyataan Mahfud MD itu kurang bijak jika dikaitkan dengan penanganan Covid-19 di Indonesia. Selain itu, perbandingan kematian akibat kecelakaan lalu lintas dengan kecelakaan akibat covid-19 juga dinilai tidak tepat. Sebab apa pun alasannya, keselamatan diri dan jiwa warga negara adalah tanggung jawab negara.

“Lagi pula, kenapa perbandingannya kecelakaan lalu lintas dan beberapa penyakit katostropik? Kenapa tidak sekalian dibandingkan dengan kematian akibat perang dunia II? Kematian akibat perang dunia pasti jauh lebih banyak,” ulang anggota Komisi IX DPR RI tersebut.

Pernyataan seorang profesor, lanjut legislator Dapil II Provinsi Sumatera Utara tersebut, mengindikasikan beberapa hal. Pertama, pemerintah Indonesia terkesan sudah tidak mampu melawan penyebaran Covid-19. Padahal, pemerintah sudah melakukan banyak upaya.

Namun, upaya tersebut ternyata belum mampu mengontrol laju penyebaran Covid-19. Karena itu, masyarakat yang diminta untuk tidak takut secara berlebihan terhadap Covid-19.

Kedua, pemerintah saat ini memang sedang membangun kesadaran baru warga masyarakat untuk kembali menjalani kehidupan sebagaimana biasa.

“Ini diperlukan agar roda perekonomian kembali berjalan normal. Sebab, kebijakan PSBB yang diterapkan selama ini secara nyata berdampak langsung pada perekonomian di tingkat nasional, bahkan global,” jelas mantan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah tersebut.

Ketiga, kata Saleh, saya menilai Pemerintah pimpinan Presiden Jokowi menjadikan penyelamatan ekonomi sebagai prioritas utama, bukan soal kesehatan. Sementara, penanganan Covid-19 hanya akan dilakukan sebagaimana penanganan penyakit-penyakit menular lainnya yang ada di Indonesia.

Hal ini tentu bertentangan dengan keputusan Pemerintahan Jokowi yang telah menjadikan Covid-19 sebagai bencana nasional. Dan kemarin, gugus tugas menegaskan bahwa bencana nasional itu belum berakhir.

“Kalau pak Mahfud meminta agar masyarakat tidak takut berlebihan, lalu kenapa sejak awal ini ditetapkan sebagai bencana nasional? Bukankah suatu bencana, apalagi itu statusnya bencana nasional, sangat wajar ditakuti dan dikhawatirkan?”

Karena itu, Saleh mendesak agar para pejabat Pemerintah lebih bijak dalam memberikan pernyataan. Dengan begitu, masyarakat tetap punya optimisme dalam melawan Corona. “Optimisme dan semangat masyarakat harus tetap dibangun. Karena dengan mereka dan bersama merekalah perlawanan terhadap Corona ini dapat dilakukan,” demikian Saleh Partaonan Daulay.

Baca berita kami lainnya di

banner 468x60