banner 468x60

Penerapan PSBB di Gorontalo Dapat Dukungan dari Warga Perantau

READ.ID – Penerpan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang sudah diterapkan di wilayah Provinsi Gorontalo selama sepekan, mendapatkan dukungan dari berbagai elemen masyarakat, termasuk warga Gorontalo yang ada di perantauan.

Apresiasi dan dukungan tersebut disampaikan warga perantauan kepada Wakil Gubernur Gorontalo H. Idris Rahim melalui video konferensi yang digelar oleh Lamahu, salah satu organisasi yang menghimpun masyarakat Gorontalo rantau, pada dialog yang bertajuk Lamahu Mohimelu, Minggu (10/5/2020).

Salah satu dukungan disampaikan oleh Mayjen TNI Afanti Uloli yang mengutarakan pentingnya kesadaran dan kebersamaan seluruh masyarakat untuk mengikuti anjuran pemerintah dalam melawan penyebaran virus Covid-19.

Menurutnya, setiap daerah berbeda kebijakannya dalam upaya melawan virus Covid-19, tetapi dirinya yakin bahwa pemerintah daerah lebih mengerti situasi di daerahnya masing-masing.

“Modal untuk berhasilnya melawan virus ini adalah dengan disiplin kita. Batasi keluar dari rumah, social distancing dan physical distancing, saya kira itu yang paling penting,” ujar Afanti.

Dukungan juga datang dari Ketua Bandayo Lamahu, Rum Kono, yang pada kesempatan itu menggagas pengumpulan bantuan bahan pokok dari warga Lamahu untuk disalurkan kepada warga kurang mampu di Gorontalo. Rum Kono mengatakan, bantuan bahan pokok sangat dibutuhkan oleh warga utamanya di masa PSBB dan Ramadan ini.

“Sesedikit apapaun bantuan itu, tetapi masyarakat di Gorontalo sangat membutuhkannya. Melalui Lamahu, saya menggagas untuk mengumpulkan bantuan yang akan kita salurkan kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan,” imbuhnya.

Sementara Prof. H. Iswan A. Nusi, putra Gorontalo yang termasuk dalam Tim Kedokteran Kepresidenan RI, yang menjadi narasumber pada dialog itu menitikberatkan pada budaya masyarakat Gorontalo untuk menghormati orang tua dengan berjabatan tangan sambil mencium tangan. Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini mengungkapkan, budaya dan perilaku santun tersebut sangat berisiko pada masa pendemi virus Covid-19.

“Terlihat sepele, namun budaya cium tangan ini sangat berisiko untuk penularan virus Covid-19. Pemerintah daerah harus bisa menyosialisasikan ini kepada masyarakat,” ujar mantan Kepala Puskesmas Dulalowo Kota Gorontalo tersebut.

Pada dialog itu Wagub Idris Rahim mengucapkan terima kasih atas dukungan, saran dan masukan dari para tokoh masyarakat Gorontalo yang ada di perantauan. Idris menjelaskan, penerapan PSBB bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 di Provinsi Gorontalo dengan menumbuhkan sikap disiplin masyarakat.

“Sikap disiplin itu diwujudkan melalui pembatasan waktu beraktivitas, penggunaan moda transportasi, termasuk pergerakan di pintu masuk perbatasan Gorontalo, yang sudah diatur dalam Pergub PSBB. Harapannya dengan PSBB ini Gorontalo bisa segera terbebas dari virus Covid-19,” tandasnya. (Adv/RL/Read)

Baca berita kami lainnya di

banner 468x60