banner 468x60

Rektor Eduart Wolok Resmikan PKPD dan P3D

????????????????????????????????????

READ.ID –  Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Dr. Eduart Wolok, S.T.,M.T., meresmikan Pusat Keunggulan Pendidikan Dasar (PKPD) dan Pusat Penerbitan Pendidikan (P3D) pada jurusan PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan.

“Kedua lembaga ini adalah Pusat Keunggulan pertama yang resmi berdiri di UNG. Saya bangga dan mengucapkan selamat bekerja. Kita akan terus maju,” ucap Eduart saat meresmikan PKPD dan P3D, Jumat (28/5/2021).

Lembaga PKPD dinahkodai oleh Dr. Irvin Novita Arifin sebagai Direktur, dan Samsi Pomalingo, M.A sebagai Direktur P3D.

Keduanya bersama pengurus inti dikukuhkan oleh Dekan FIP, Dr. Arwildayanto. Acara launching ini dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Kota Gorontalo, sejumlah media, dosen, mahasiswa dan Alumni.

Dekan FIP UNG Dr. Arwildayanto, menegaskan bahwa FIP memiliki beberapa pusat kajian yang semuanya mengokohkan Tridarma dan dikelola secara professional. Fakultas mendukung secara finansial.

Ketua Jurusan PGSD Dr. Candra Cuga, dalam acara itu menegaskan bahwa sejak PGSD beroleh “Akreditasi A” jurusan PGSD sudah  banyak menghasilkan terobosan.

“Prestasi mahasiswa PGSD terus meningkat. Sudah 40 lebih prestasi mahasiswa kami (nasional dan regional),” ucap Dr. Candra.

Begitu juga, katanya, dengan karya-karya dosen dan kemitraan dengan beberapa lembaga.

“Khusus untuk PKPD dan P3D, kami bahkan mempunyai Advisory Board dari empat universitas terpandang di Indonesia. Beliau-beliau adalah Prof. Dr. Suryanti, M.Pd (Unesa), Prof. Dr. Bunyamin Maftuh, M.A., M.Pd. (UPI), Prof. Dr. Mohamad Syarif Sumantri, M.Pd (UNJ) dan Prof. Dr. Abdul Haris PanaI, M.Pd. (UNG),” bebernya.

Selama prosesi launching, tampil prestasiwan-prestasiwan mahasiswa dari Papua, juara tari nasional, monolog, temuan multimedia pembelajaran mahasiswa.

Ekspose karya dosen juga dihadirkan. Sebagian besar bahkan merupakan karya-karya akademis pioner dalam studi-studi Gorontalo, literasi, biografi, dan kajian ke-PGSD-an yang relevan dengan budaya lokal, gender dan sains pendidikan dasar.

(RL/Read)

Baca berita kami lainnya di

banner 468x60