READ.ID,- Menanggapi keluhan warga yang viral di media sosial TikTok terkait sulitnya mendapatkan kamar rawat inap di Rumah Sakit Hasri Ainun Habibie, Pemerintah Provinsi Gorontalo bergerak cepat. Wakil Gubernur Gorontalo, Idah Syahidah Rusli Habibie, melakukan kunjungan langsung ke rumah sakit yang berlokasi di Limboto, Jumat (9/5).
Kunjungan ini dilakukan sebagai bentuk respons cepat pemerintah terhadap isu pelayanan publik di fasilitas kesehatan milik daerah tersebut. Dalam peninjauannya, Wagub Idah menegaskan pentingnya menjaga kualitas layanan, terutama di institusi yang membawa nama tokoh nasional almarhumah Hasri Ainun Habibie.
“Beberapa waktu lalu RS Ainun viral di TikTok. Ini tentu berdampak pada citra rumah sakit, bahkan bisa menjadi perhatian nasional. Kita semua bertanggung jawab menjaga nama baik RS Ainun dan memperbaiki sistem pelayanan,” ujar Idah Syahidah.
Wagub menyebut telah melaporkan temuan awalnya kepada Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, dan mengambil langkah proaktif untuk meninjau langsung situasi di lapangan. Dari hasil kunjungannya, ditemukan bahwa persoalan utama adalah miskomunikasi antara pasien dan petugas administrasi rumah sakit. Selain itu, pelayanan umum disebut masih berjalan cukup baik untuk pasien BPJS maupun non-BPJS.
“Tugas kami menindaklanjuti laporan, memastikan kenyamanan pasien, dan mencegah agar kejadian serupa tidak terulang. Ini jadi peringatan pertama dan terakhir untuk pihak rumah sakit,” tegas Idah.
Pihak RS Ainun kemudian memberikan penjelasan teknis melalui Kepala Bidang Pelayanan Medik, dr. Irma Cahyani Ranti. Ia menyebut masalah terjadi akibat sistem administrasi internal, bukan karena kesengajaan.
“Kadang sistem menunjukkan kamar penuh, padahal ada kamar kosong karena status pasien lama belum difinalkan. UGD sebenarnya menyarankan keluarga untuk langsung mengecek ke ruangan,” terang dr. Irma.
Ia juga mengakui keterbatasan tenaga medis di UGD, yang hanya diisi oleh tiga perawat untuk melayani lebih dari 20 pasien secara bersamaan. Kondisi ini turut memengaruhi kecepatan administrasi.
Pihak rumah sakit, lanjut Irma, telah melakukan pemeriksaan internal melalui Berita Acara Pemeriksaan (BAP) terhadap petugas terkait, dan memastikan tidak ada praktik jual beli kamar.
“Tidak ada praktik jual beli kamar di RS Ainun. Jika masyarakat memiliki bukti, silakan laporkan. Kami semua, termasuk staf, tetap melalui prosedur yang sama saat membutuhkan kamar rawat inap,” tegasnya.
Pemprov Gorontalo berharap kejadian ini menjadi pembelajaran penting dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan memperkuat kepercayaan publik terhadap institusi pelayanan publik di daerah.*****